AL HIKMAH DAY 2015

Senin, Desember 14, 2015
shubuh hari itu, Ahad 9 Agustus 2015, anak-anak sudah bersiap. Kaos seragam berwarna hijau, rok/celana blue jeans, botol minuman, snack, bontotan makan pagi, bantal, baju ganti. Kamera, tentu saja.

     Rencana berangkat pukul lima, molor hingga pukul setengah enam. Ayah Budi Hartono mengajak segera berangkat; agar tidak terjebak dengan padatnya lalu lintas.
"Keburu rame jalannya," gegasnya,.

    Selepas keluar gang kompleks, anak-anak sudah mulai 'bergelimpangan'. Suasana dalam mobil 'sepuh' kami hening.
Ayah melajukan kendaraan dengan kecepatan cukup tinggi. Pukul enam pagi kami memasuki Trowulan, Mojokerto. Menjelang terminal Mojokerto, mobil kami melambat. Lalu terhenti sebentar di perempatan, kemudian melaju lagi. Masih dengan kecepatan rendah. Sekian puluh meter melewati terminal, terdengar suara aneh dari roda depan.

   Lalu laju kendaraan terasa tidak stabil.
Ayah menepi.
"Bannya gembos?" tanya saya.
"Sepertinya," kata Mas Budi.

Tak ada masalah dengan bannya. Keempat ban itu tampak wajar dan normal. Ya masih bundar, dan full angin.
"Apanya Yah?" saya kepo.
"Gak tahu... Mungkin mesinnya."
Mas Budi mulai cek sana sini. Saya ikutan inguk-inguk, sembari bingung, gak paham. Anak-anak bangun satu per satu.

Kami berhenti di depan restoran dan toko swalayan. Tempat parkir luas, dan nyaman. Saya dan anak-anak duduk di depan toko swalayan yang tutup itu.
"Coba telepon teman-teman yang ada di sekitar sini. Barangkali tahu dimana bengkel terdekat," saya mencoba memberi saran.
Mas Budi mendekati warung pejual onde-onde. Mengobrol sejenak degan seorang bapak tua, kemudian kembali ke tempat kami menunggu.
"Bapak itu sudah menelponkan kenalannya. Akan datang kesini, katanya," cerita MAs Budi.
Alhamdulillah.

Tak lama, montir yang dimaksud tiba. Satu-satu dicek. Hingga kemudian diketahui, as roda depan mobil patah.
"Untung sampeyan Mas, rodanya gak sampe copot," kata bapak montir itu.

Mendengar kata 'as roda' dan ungkapan keberuntungan 'roda tidak sampai lepas', membuat saya begidik juga.
Ingat bagaimana Mas Budi membawa kendaraan dengan kecepatan yang lumayan.

    Alhamdulillah, Masyaa Allah, mobil menampakkan 'sakitnya' saat kecepatan rendah, saat kami berada di depan area yang nyaman untuk berhenti.
Maka, rencana untuk menghadiri Al Hikmah gagal total.
Kami menunggu hingga dhuhur di situ.

    Anak-anak berlari-larian.Bermain-main, makan pagi, bercanda, ngemil. Ketika swalayan itu akhirnya buka, maka tampaklah es krim melambai-lambai. Dan tentu saja, anak-anak merespon lambaian itu dengan bersemangat.
"Aduh, Mbak, mbok ndak usah buka aja swalayannya. Gak usah repot-repot," kata Mas Budi. Hehehehe.

   Gak papa gak jadi ke Al Hikmah. Kami sudah diberi ganti bersenang-senang disini.
Ditambah berkah keselamatan, lebih dari cukup.


Alhamdulillah.

Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.