SALAH MENCLOK

Minggu, Februari 28, 2016
Malam hari, gelap.. Eh iya lah. Maksud saya, malam itu, saya perlu ke ATM. Entah kenapa, internet banking saya tidak bisa dipakai untuk transfer antar bank.

Mas Budi mengantar.  Sebenarnya bisa saja sendiri. Sedari pagi hingga sore kemana-mana ya dilakukan sendiri. Entah kenapa (ini entah kenapa kedua, ya), kalau ada mas Budi, watak  manja saya  nongol. Gak enak kalau tidak merepotkan suami. Kaishan, nanti dia menganggur... Hehe.

Saya transfer dengan serius, keluar ruang ATM juga serius. Saya menunduk, memasukkan ATM ke dalam dompet. Saya mendekati Mas Budi yang duduk diatas motornya.

"Bla..bla..bla," saya berkata-kata sambil menunduk. Masih sibuk sama urusan dompet. Mas Budi diam saja, membuang muka.

Saya mengangkat wajah, heran dengan responnya. Sekilas saya melihat ke sisi sebelah kanan. Eh,ada  Mas Budi  di sana, senyum-senyum melihat saya.

Lha, yang ini siapa? Si laki-laki itu tetap membuang muka, tidak melihat ke arah saya.

Saya cepat-cepat mendekati Mas Budi. Dia ngikik.

"Gak kasih tahu Bunda!" sungut saya, tengsin boo.

"Jalan gak tolah toleh," Mas Budi masih terkekeh.

Aduh, Mak, malunya. Saya menyembunyikan wajah ketika motor kami melewati laki-laki tadi.

"Aku isin!" saya berteriak. Mas Budi terkekeh-kekeh. Idih!

Yang ini kemarin, dua hari lalu. Entah kenapa (ketiga nih, dapat gelas!), sejak pagi saya serba bingung. List to do panjang, dan seperti terengah-engah menyelesaikannya.

Saya perlu membeli beberapa barang di toko pojok. Motor saya parkir di depan toko. Saat saya bertransaksi, datang dua anak SMA.

"Bu, mau beli air mineral satu dus, Kalau sisa, saya boleh kembalikan?"

Eh, baru saya dengar ada yang  begitu. Mereka,  ibu pemilik toko dan anak SMA itu masih bertaransaksi. Saya memperhatikan, eh menguping bagaimana endingnya. Penasaran juga, bisakah sisa air mineral dikembalikan? Kalau iya, siapa tahu suatu waktu bisa saya tiru!

Saya kemudian menuju motor. Pikiran saya masih tentang air mineral yang bisa dikembalikan jika bersisa. Naik ke atas sadel motor, saya memasukkan kunci.

Eh, kok lubang kuncinya tidak sama? Sadel motor juga  terasa empuk sekali.  Saya memperhatikan  lagi, Warna merahnya lebih tua.
Refleks saya melihat ke depan. Lha, itu motor saya!
Cepat-cepat saya meninggalkan motor -gress -orang-lain yang saya naiki.
Sambil nyengir-nyengir sendiri, saya segera kabur dari tempat itu.

Ada yang lihat, gak ya?
*nutup muka*


3 komentar:

  1. mesam mesem sendiri, sambil mengutuk diri sendiri kalo aku mah... pernah gitu

    buka pintu mobil dengan mata teteeeep di gadget -____-

    BalasHapus
  2. hahahahaha.... aku juga prnh kok mba, salah bgitu ;p.. salah masuk ke mobil org lain, yg kebtulan warnanya sama. hihihi... orgnya bengong, aku jg bengong pas liat supirnya kok aku ga kenal hahahah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bwahahahaha.... laluuuu, apa yang mba katakan sang sopir asing itu?

      Hapus

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.