SURAT ZAHRA

Selasa, Februari 16, 2016






Seharian selama Ahad, aktifitas saya cukup padat. Pagi hari mengurusi anak-anak duta perpus yang bermalam di rumah.

Siang hari, ada acara di luar bersama Mas Budi. Anak-anak sibuk bermain sendiri. Tengah hari, ada sms dari Acil Tintin mengabari bahwa siang ini akan mampir ke rumah.

Sore hari, perpustakaan dan ruang TK masih berantakan. Kertas-kertas berserakan.  Bangku malang melintang disana sini.

Hambal bertumpuk di sudut perpus.Buku-buku bergelatakan. Bantal guling, kasur busa.

Saya memunguti satu persatu.

Sampai pada satu lembar lipatan. Saya melihat tulisan yang memenuhi kertas. Tulisan Zahra.

Isinya adalah:
Bunda, aku dibenci semua orang. Aku selalu dijaili, aku selalu dibiarkan, aku selalu disalahkan. Bahkan aku sudah idbiarkan semua orang di rumah ini.
Tolong urus anakmu ini yang sering disakiti hatinya.
Hari ini aku hanya ingin meminjam sepeda Hafidz. Tapi Hafidz bilang ,"Kamu kan sudah pernah!"
Aku jadi merasa tersinggung.  Lalu aku merasa Hafidz sombong. Ketika punya sepeda baru dan ditunjukkan pada Shoumi.
Aku sedih, tapi aku malah diledek oleh mbak Najma.
Semua orang sudah tahu aku sedih, tapi aku dicuekin.

Saya masuk ke ruang tengah. Zahra sedang mengaji, Al Quran ada di pangkuannya.
Badannya saya rengkuh.

"Kenapa ini?" saya berbisik.

Zahra melirik kertas itu. Wajahnya mulai mendung. Tersendat-sendat ia menceritakan kronologi kejadiannya.

"Tulisan mbak Zahra bagus. Nanti kita bicarakan masalah pinjam meminjam sepeda itu..," bujuk saya.

Zahra mengangguk. Saya menciumnya. Haru dengan ungkapan hatinya, dan bahagia karena ia mengenali perasaan dan mampu menceritakan dengan baik.

Keep on writing, honey. It heals your sadness. 




12 komentar:

  1. sepertinya zahra perasaannya halus mba..sensitif gitu..... he2 lucu juga pake nulis surat segala

    BalasHapus
  2. duh suratnya menyentuh, btw suka headernya *salah fokus*

    BalasHapus
  3. Zahra pintar sekali menulisnya, dan senang kalau anak bisa jujur dengan ibunya :)

    BalasHapus
  4. Zahra umur berapa, Bund... udah pinter nulis suratnya...

    BalasHapus
  5. Zahra cantiq....pasti sedang memendam rasa....syukurnya...bisa dia curahkan lewat tulisan....semoga zahra selalu bisa mencurahkan perasaannya ya bun....walau hanya lewat tulisan.....buat zahra...ibu yakin....semua org sayang zahra....

    BalasHapus
  6. sudah pintar nulisnya, peka ni anak.

    BalasHapus
  7. Mbak Nova Violita :Iya , Zahra paling sensitif diantara anak-anak saya. Dia anaknya baiiik sekali...

    BalasHapus
  8. @Tetty Harawati :bikin saya 'nyesyk' mbak... Btw, terima kasih sudah mampir.

    BalasHapus
  9. @Lily Widjaya : Betul mbak... Terima kasih banyak..

    BalasHapus
  10. @Witri Prasetyo Aji : Zahra kelas tiga SD, Mbak. Kalau sedih, memang suka coret-coret... Eh, dia punya blog juga..

    Zahraizzatulhaq.blogspot.co.id

    TErimakasih sudah mampir...

    BalasHapus
  11. Terima kasih tante Yanti Mariyana... Doakan ya, semoga Zahra semakin pintar menulis.

    BalasHapus
  12. Ibu guru Umi, mohon maaf Bu jika Kami (Duta pustaka) kurang rajin, kurang rapi dalam membersihkan ruang TK dan Perpustaan Bu Guru. bahkan masih banyak buku dan sampah yang berserakan, apa lagi matras, bantal, dan lain-lain masih nimbrung di pojok ruangan. mohon maaf sebesar-besarnya ya Bu, kami sudah membuat hari Ahad Ibu Guru menjadi sangat Sibuk dan harus bekerja dua kali.

    BalasHapus

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.