CURCOL NEEEH

Senin, Desember 14, 2015
A : Saya ingin melakukan ini, memperbaiki itu, mengadakan begini, mengajarkan begitu untuk anak-anak agar berlatih maksimal..
B : Itu bukan masalah caranya atau alatnya. Itu tergantung siswanya. Jika pintar, ya bisa. Jika tidak, ya tidak akan menang. Dibeginikan dan dibegitukan tetap tidak akan menang.

Pernah mendapatkan itu?
Ketika titik keberhasilan hanya kemenangan, maka pikirkanlah ini:
Setiap lomba, hanya ada sejumlah tentu pemenang.
Setiap pertandingan, dari setiap yang mendaftar, hanya ada sekian juara.

Perhatikanlah lomba lari. Seluruh peserta tetap berlari walau juaranya sudah mencapai titik finish.
Tak peduli mereka kalah, laju itu tetap dicepatkan.

Pernahkah melihat juri, pembimbing, pelatih menyuruh mereka berhenti ketika menyadari mereka kalah?
Hanya pelatih bebal yang akan lakukan itu.

Ini bukan sekedar kemenangan; ini kekuatan bertahan dalam berjuang.
Melatih itu adalah melatih mental; bukan sekedar meraih piala. Kita diajarkan untuk berjuang pada jalurnya, berlari sekuat-kuatnya dan mengerahkan kemampuan sebesar-besarnya.

Tetap ada pemenang, dan bisa jadi bukan kita orangnya.
Tapi dari setiap titik usaha, perjuangan, kita seperti mengumpulkan satu-satu pencapaian diri, pengembangan potensi, dan pada akhirnya menaikkan kadar kepercayaan diri secara positif. Yang lebih penting, memperbanyak kontribusi kebaikan.

Jika tujuan hanya menang, maka akan banyak yang tumbang, dan berhenti berjuang.

Sekian curcol saya. Terima kasih atas perhatian semuanya. MERDEKA!

Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.