KELEK ISIS
Pagi tadi, saya hendak berangkat sekolah bersama anak-anak. Ketika memakai satu kaus kaki sebelah kanan, saya mendengar suara 'krek' dari lengan baju.
Refleks tangan saya meraba. Lhaah, jahitannya sobek. Ada lubang segaris.
"Sebentar, ya," saya masuk lagi.
"Ganti baju lain saja," usul Hafidz.
"Yang satunya sudah dicuci."
Hafidz dan Zahra menunggui saya menjahit.
"Cepetan," kata Zahra. Saya buru-buru menyelesaikan.
"Mestinya, baju Bunda tadi gak usah dijahit," tiba-tiba Hafidz buka suara di jalan menuju sekolahnya.
"Biar aja ada lubangnya. Biar keleknya kena angin, enak, isis," katanya dengan nada serius.
"Bolong dong, keleknya kelihatan," kata saya, ikut-ikutan serius.
"Kan ketutupan jilbab?" katanya lagi.
Jadi membayangkan: berjilbab lebar, dan bagian ketiak lubang, saya mengangkat tangan. Hiyyaaaa....
Tidak ada komentar: