SEPERTI BUIH

Kamis, Desember 21, 2017


Hempaskan saja, jauh-jauh menepiskan sunyi
Condong badan didorong angin, desau memekak laut tepi
Buih, lihat buihnya lagi
Bukankah sudah kukata, ia akan hilang sekejap hari?

Ambilkan kereta sesal itu
aku akan melemparinya dengan doa-doa haru
Aku akan mengamplasnya dari rasa ragu
Aku akan menghelanya dengah istighfar tanpa kelu

Bukankah sudah kukata, mereka akan kembali menyerbu?
Angan-angan menyertaiku, mencabik-cabik compang camping masa lalu
Uh, uh.
Menjauh
Jangan merajuk.
Enyah pembujuk.
Tendang pemabuk.
Jejal mulutnya dengan kerupuk
Yang tak mengembang sebab renyahnya lapuk

Hei. Berhenti disitu, jangan kemana-mana
Aku mau segala lalu sebagai ombak saja
Yang buihnya tak berharga, kecuali bak penghias mata.

Ha. Benar. Menetap disitu.
Di lubuk tak penting,yang sewaktu-waktu bebas
Kubanting.
Lalu dititipkan kembali pada ombak,
Yang menarik luka, agar tak lagi merebak.

Ia hanya buih, yang tepar
Oleh samudera istighfar.


Lombok, 21 Desember 2017. 05.58.

Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.