BARENG X AKL 3
Bismillah.
Hari ini Kunjungan Industri ke Batu, Malang.
Saya kebagian bis 2.
Kesepakatan ketua kelas, setiap kelas dibagi rata ke tiga bis. Keputusan bagus. Supaya saling kenal lebih dekat dengan teman-teman beda kelas.
Sehari sebelumnya saya menanyakan yang mabukan. Ini penting. Perjalanan pulang akan melewati Pujon. Jalannya berkelok-kelok. Yang mabukan akan teler berat. Satu mabuk, akan berpengaruh pada yang sehat. Aroma mabuk itu sungguh aduhai, bikin keliyengan dan akhirnya ikut mabuk juga. Dari hasil polling di grup WA kelas, ada 4 anak yang potensial. Dua di bis 3, dua lainnya di bis satu dan dua. Saya teruskan nama-nama itu kepada BApak Ibu guru penanggung jawab di bis satu dan tiga. Berharap mereka menaruh perhatian dan memberi kesempatan untuk duduk di deretan agak depan.
Pagi itu, saya mendekati beberapa anak AKL 3 yang berkumpul.
"Ayo, foto."
"Ayo, Bunda!" ereka bangkit.
"Rek, foto, Reek! Ayoooo!" Salah satu memanggil teman-temannya yang berkumpul di dekat gerbang.
Kami menuju sisi timur gerbang. Anak-anak mengambil posisi. Seperti biasa, jika berfoto bersama, terbagi dalam tiga saf. Safa belakang, berdiri. Saf tengah, bertumpu pada lutut. Saf depan, duduk. Sebagai Bu guru pendek kecil (eh, sudah gak kecil lagi, deng!), saya pilih depan saja. Enak paling depan, tampak jelas dan fokus di tengah. Ehehehe.
"Buka masker , dong!"
"Gak usah, Bun!" teriak mereka.
Kenapa sebagian besar menolak?
Saya penasaran, apa mereka pakai gincu?
Tidak ada komentar: