PENGHORMATAN TERAKHIR

Senin, Februari 27, 2023

     Beberapa kali rekan guru di SMKN 1 wafat. Satu kesempatan, ketika persiapan menyalatkan di masjid, saya dekati jajaran siswa laki-laki, yang berkumpul di satu bagian. 

    "Salatkan, yuk! Segera berwudhu," perintah saya. Mereka kelihatan ragu-ragu.

    "Takziyah itu, usahakan menyalatkan jenazah. Itu penghormatan terakhir kita pada yang wafat.  Biasakan, jangan cuma duduk-duduk saja. Ndang, wudhu sana di masjid."

    Saya agak memaksa. Mereka sudah mendapatkan materi salat jenazah, InsyaaAllah.  Jika dipraktikkan, akan semakin baik. Lagi pula, pembiasaan menyalatkan saat takziyah belum tampak. 

    Ya itu, berdasar pengalaman selama ini. Ikut hadir, menunggu jenazah siap diberangkatkan, tapi tidak ikut menyalatkan.

    Beberapa momen wafat rekan kerja, yang terekam  demikian. Beramai-ramai hadir, tapi yang menyalatkan sedikit.




    Ahad pagi  lalu. 12 Februari 2023, saya dan Mas Budi bergegas ke Perak. Salah satu ustazah SDIT Ar Ruhul Jadid wafat mendadak di malam Sabtu. Ustazah Ima, yang dikenal halus, lembut, dan sabar. 

    Kami sampai di tempat pukul 06.44. Jenazah sudah berangkat dari rumah. Saya kira langsung ke makam.. Saya agak menyesal, tidak bisa menyalatkan. Alhamdulillah,  ternyata berbelok ke masjid. 

    Sudah banyak ustaz ustazah SDIT berkumpul. Mereka semua menyalatkan. Isak tangis di sana sini. Setelah selesai, kami saling berpelukan,  menangis. Saling meminta maaf dan mendoakan. 

    Ketika  prosesi usai, pemakaman sepi, saya mendekati makam Ustazah Ima. Beberapa ustazah mengikuti. Selalu ada pilu  saat menyentuh gundukan, mengusap nisan, membisikkan doa. Telah terpisah selamanya, dan kami menunggu waktu alami yang sama.

    Saya bangkit lebih dahulu. Para ustazah masih bertahan. Isak tangis lirih  muncul lagi. Kepala-kepala tertunduk, tangan terangkat.

    MasyaaAllah.  Memiliki lingkungan kerja yang erat dalam ukhuwwah, mengantar ke peristirahatan terakhir  hingga tuntas, menyalatkan dan mendoakan, adalah keberuntungan besar. Menjadikan kematian sahabat sebagai nasihat. Kebaikan, ketaatan almarhumah menjadi kenangan dan tauladan.

    Orang baik. Di lingkungan baik. Maka kematian benar-benar menjadi nasihat, agar saling memperbaiki.

Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.