SURAT DARI SAHABAT, ETIK ANDRIYANI
Kemarin siang, saat meeting BKK, saya mendapatkan surat ini. Saya membacanya di kelas. Dan air mata menitik karena haru.
Ini isi surat beliau.
KADO ULANG TAHUN SAUDARI YANG BERIMAN
Assalamu'alaikum wr wb.
Mohon maaf kalau saya terlambat memberi ucapan selamat ulang tahun karena keterbatasan saya dalam mengingat dan mengingat tanggal lahirmu.Ketidaktahuan saya, bahkan sebagai saudarimu, yang tak mampu membelikan kado yang sempurna.
Saudaraku yang selalu menjadi panutan dan pemimpin dalam perjuangan menebar kebaikan, terima kasih telah menjadi sahabat dan teman yang baik. Selalu sabar mendengar keluh kesahku.Pemberi jalan keluar sikap apa yang harus saya lakukan. Selalu sabar saat sikapku yang kadang-kdang menjadi h=gunung es. Kepadamulah segala pintu-pintu perbaikan diri ini terbuka. Semoga dalam umurmu yang bertambah, bertambah pula rahmatNya selalu padamu dan keluarga.
Saya masih ingat saran yang kau berikan: "Semua pasti ada jalannya bu. Tidak mungkin tidak ada cara dalam menyelesaikan masalh."
Saya gunakan terus kalimat itu dalam introspeksi diri untuk mencari pengendalian diri dan membatasi diri. agar tidak melampaui batas dalam apapun. Bisa saya simpulkan bahwa semua masalah bukan dari orang lain.tapi dari diri,kurangnya memahami pengendalian nafsu. Jika bisa dikendalikan, ia menjadi rahmat; dan menjadi ancaman bila pengendalian diri kurang.
Saya jadi ingat dlam pengajian (yang tiket awalnya darimu): "...nafsu itu menjadikan jin dan manusia menjadi syetan, karena menuruti yang tidak baik..."
Dan setelah saya (belajar untuk) gemar membacaseperti yang kau tebarkan, ternyata nafsu itu ada batasnya di hadits-hadits, siroh perjuangan islam, dan Al Quran. Sedikit demi sedikit aku pelajari. Saya jadi ingat betapa rakusnya saya saat makan, betapa banyak kata penuh ghibah saat berkumpul, betapa indahnya nafsu ujub. Merasa sudah baik sehingga riya'dan sombong.Betapa senangnya dulu nafsu kaki saya ini menuju foya-foya dengan teman-teman saat jahiliyah. Dengan travel kami menuju tempat untuk menikmati rahmatNya dan tanpa disadari riak-riak kesombongan muncul. Saya memamerkan kesenangan kesenangan diri yang tanpa disadari membuat orang lain iri dan dengki.
Terimakasih saudariku, kau telah menjadikan jalan menuju pinti hidayaNya. Pelan-pelan terbuka dengan gerakan baca Al Quranmu, dengan pintu tempat yatim yang menjadi referensiku tempat berbagi.dengan ukhti-ukhti yang kau perkenalkan padaku dalam kajian ilmuNya menuju jalan yang selama ini saya cari untuk memperbaiki diri. 33 tahun dalam hidupku telah aku sia-siakan.
Maaf saudariku, jika aku keliru menyebut ultahmu sekarang 40, 41 atau 42. Tapi saya kagum semua yang ada dalam dirimu masih seperti 30an. Tidak sebanding dengan wajahku yang dikatakan orang sudah berumur 37 tahun. Hehehehe.. (jadi orang yang gosong sebelum waktunya).
Tapi yang paling saya kagumi perjuangan menebar kebaikanmu. semoga seiring waktu umur bertambah, bertambah sempurnalah malan-amalanmu dicatat olehNya. Menjadi pembuka pintu-pintu syrgaNya kelak untukmu.
Tetaplah bijaksana dalam berpikir dan bertindak, tetap adil dalam berbagi apapun juga, manah dalam memegang tugas dan rahasia, tetaplah menjadi Khadijah dan Aisyah yang selalu berjuang di jalanNya tanpa mengabaikan keluarga. dan semoga selalu menjadi bidadari Pak Budi di dunia dan di syurga.
(Ya Allah, saat membaca ini, saya mengaminkan dengan sungguh-sungguh dalam hati.... )
Mohon maaf bila tulisan dan susunan kalimat yang tertulis dan sikap yang tanpa sengaja menyinggung perasaan. Karena kesempurnaan adalah milikNya, tapi kesalahan itu dari ruh-ruh yang ada pada ciptaanNya.
Wassalamu'alaikum wr wb.
semoga kita selalu dalam tautan hati menuju kekuatan iman untukNya.
love U, all be the best always in rahmat Allah.
dari hamba Allah yang selalu ingin belajar.
Selesai.
Surat ieu seperti menjadi tamparan besar bagi hati saya. Malu hati bila mengingat segala keburukan-keburukan diri ini.
*speechless*
Jombang, 3 Oktober 2014. 04.45 WIB
Ini isi surat beliau.
KADO ULANG TAHUN SAUDARI YANG BERIMAN
Assalamu'alaikum wr wb.
Mohon maaf kalau saya terlambat memberi ucapan selamat ulang tahun karena keterbatasan saya dalam mengingat dan mengingat tanggal lahirmu.Ketidaktahuan saya, bahkan sebagai saudarimu, yang tak mampu membelikan kado yang sempurna.
Saudaraku yang selalu menjadi panutan dan pemimpin dalam perjuangan menebar kebaikan, terima kasih telah menjadi sahabat dan teman yang baik. Selalu sabar mendengar keluh kesahku.Pemberi jalan keluar sikap apa yang harus saya lakukan. Selalu sabar saat sikapku yang kadang-kdang menjadi h=gunung es. Kepadamulah segala pintu-pintu perbaikan diri ini terbuka. Semoga dalam umurmu yang bertambah, bertambah pula rahmatNya selalu padamu dan keluarga.
Saya masih ingat saran yang kau berikan: "Semua pasti ada jalannya bu. Tidak mungkin tidak ada cara dalam menyelesaikan masalh."
Saya gunakan terus kalimat itu dalam introspeksi diri untuk mencari pengendalian diri dan membatasi diri. agar tidak melampaui batas dalam apapun. Bisa saya simpulkan bahwa semua masalah bukan dari orang lain.tapi dari diri,kurangnya memahami pengendalian nafsu. Jika bisa dikendalikan, ia menjadi rahmat; dan menjadi ancaman bila pengendalian diri kurang.
Saya jadi ingat dlam pengajian (yang tiket awalnya darimu): "...nafsu itu menjadikan jin dan manusia menjadi syetan, karena menuruti yang tidak baik..."
Dan setelah saya (belajar untuk) gemar membacaseperti yang kau tebarkan, ternyata nafsu itu ada batasnya di hadits-hadits, siroh perjuangan islam, dan Al Quran. Sedikit demi sedikit aku pelajari. Saya jadi ingat betapa rakusnya saya saat makan, betapa banyak kata penuh ghibah saat berkumpul, betapa indahnya nafsu ujub. Merasa sudah baik sehingga riya'dan sombong.Betapa senangnya dulu nafsu kaki saya ini menuju foya-foya dengan teman-teman saat jahiliyah. Dengan travel kami menuju tempat untuk menikmati rahmatNya dan tanpa disadari riak-riak kesombongan muncul. Saya memamerkan kesenangan kesenangan diri yang tanpa disadari membuat orang lain iri dan dengki.
Terimakasih saudariku, kau telah menjadikan jalan menuju pinti hidayaNya. Pelan-pelan terbuka dengan gerakan baca Al Quranmu, dengan pintu tempat yatim yang menjadi referensiku tempat berbagi.dengan ukhti-ukhti yang kau perkenalkan padaku dalam kajian ilmuNya menuju jalan yang selama ini saya cari untuk memperbaiki diri. 33 tahun dalam hidupku telah aku sia-siakan.
Maaf saudariku, jika aku keliru menyebut ultahmu sekarang 40, 41 atau 42. Tapi saya kagum semua yang ada dalam dirimu masih seperti 30an. Tidak sebanding dengan wajahku yang dikatakan orang sudah berumur 37 tahun. Hehehehe.. (jadi orang yang gosong sebelum waktunya).
Tapi yang paling saya kagumi perjuangan menebar kebaikanmu. semoga seiring waktu umur bertambah, bertambah sempurnalah malan-amalanmu dicatat olehNya. Menjadi pembuka pintu-pintu syrgaNya kelak untukmu.
Tetaplah bijaksana dalam berpikir dan bertindak, tetap adil dalam berbagi apapun juga, manah dalam memegang tugas dan rahasia, tetaplah menjadi Khadijah dan Aisyah yang selalu berjuang di jalanNya tanpa mengabaikan keluarga. dan semoga selalu menjadi bidadari Pak Budi di dunia dan di syurga.
(Ya Allah, saat membaca ini, saya mengaminkan dengan sungguh-sungguh dalam hati.... )
Mohon maaf bila tulisan dan susunan kalimat yang tertulis dan sikap yang tanpa sengaja menyinggung perasaan. Karena kesempurnaan adalah milikNya, tapi kesalahan itu dari ruh-ruh yang ada pada ciptaanNya.
Wassalamu'alaikum wr wb.
semoga kita selalu dalam tautan hati menuju kekuatan iman untukNya.
love U, all be the best always in rahmat Allah.
dari hamba Allah yang selalu ingin belajar.
Selesai.
Surat ieu seperti menjadi tamparan besar bagi hati saya. Malu hati bila mengingat segala keburukan-keburukan diri ini.
*speechless*
Jombang, 3 Oktober 2014. 04.45 WIB
Tidak ada komentar: