ROMANTIIIS

Jumat, Februari 19, 2016
HUJAN 1
Hujan. Sepagi tadi kau kirimkan gambar halaman sekolahmu. 
Kabut, dan kaki- kaki hujan serupa garis-garis matematika. Disini sekarang juga hujan. 
Pucuk -pohon yang menari. Aroma tanah basah. 
 Seperti itu suasana pagi berpekan setelah kita menikah. 
Turun dari masjid usai shubuh, tersenyum kau gendong aku.  
Kini aku tahu kenapa bisa kau lakukan itu. Sebab sepi. Sebab tak ada yang lihat. 
Jika setelahnya kau enggan kugandeng, itu karena ada pak RT dibelakang kita. 
Kemudian aku harus susah payah mengejar dan menangkap lenganmu, itu karena pak takmir di serambi masjid. 
Memperhatikan kita. Jadi, hujan ini hanya melambungkan romantismeku. 
Tanpa roman-romanan, cintamu jauh melampaui kerumunan. Riuh sekali.




SETELAH HUJAN

Apa kubilang. Jangan kejar hujan. Tak cukup langkah menyeret denting-dentingnya. 
Biarkan ia lewat begitu saja.
Duduk saja, dekat sini. Aku mau katakan, kau pangeranku.
 Biasanya kau hanya mencibir dan  bilang gombal. 
Aku ratu alay dan kau raja cool. Cincay ha! 
Sebab jika sama-sama lebay, kita berdua overdosis kata-kata.
Eh, sudahkah kubilang I love you? 
Perlu kutambah 'muah, muah'?


2 komentar:

  1. dari hujan bisa jadi postingan ya, keren.

    BalasHapus
  2. setiap kata menggelitik hati.
    saya membacanya senyum-senyum sendiri,

    BalasHapus

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.