SURAT UNTUK HAFIDZ: 25 JUNI 2021
Jombang,
25 Juni 2021
Assalamu’alaikum
warahmatullai wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamiin,
wash shalatu wassalamu ‘ala Rasulillah, wa’ala aalihi washshabbihi ‘ajmain.
Segala puji
hanya bagi Allah Subhanahu waTa’ala, atas nikmat iman, nikmat Islam, nikmat
hidup hingga pagi ini, nikmat keluarga, nikmat belajar, nikmat pertemanan
dengan orang sholih. MAsyaaAllah, laa haula walaa quwwata illa biLah.
Apa kabar,
Kakak? Sehat semua? Masih batuk? Bagaimana teman-teman sekamar? Sekelas?
Bagaimana
perasaan Kakak? Gembira? Senang? Jenuh? Capek?
Bunda berdoa agar Allah Subhanahu waTa’ala selalu berikan petunjuk dan
kekuatan untuk melewati apapun selama di pondok, dengan jalan yang diridhoiNya
dan mendatangkan cinta Allah pada Kakak, teman-teman, dan para Asatiz.
Bunda di
rumah, alhamdulillah, sehat. Mbak Nabila, Mbak Najma, Mbak Zahra juga
alhamdulillah baik. Ayah juga.
Bunda baru
pulang dari Bandung, Ahad pagi tanggal 20 Juni lalu. Kakak sudah diberi kabar
ya, Julak Budi meninggal dunia. Meninggal di Bekasi, setelah dirawat selama 4
hari karena terpapar Covid 19. Beliau masuk rumah sakit Kamis, 10 Juni. Masih
komunikasi di grup WA hingga Sabtu malam, 12 Juni 2021. Ahad pagi, pukul 09.30
Julak berpulang. Kepergian Julak Budi
terasa cepat sekali.
DI FB
almarhum, banyak kesaksian dari teman, kerabat, saudara, tentang kebaikan Julak
Budi. Kedermawanannya. Perhatiannya. Ketulusannya. Ada teman sekampus Julak Budi, namanya Pak
Darmawan, yang menceritakan bagaimana pertolongan dan perhatian Julak Budi
padanya saat beliau di penjara. Saat itu, walau sebenarnya Julak Budi sudah
jarang berinteraksi dengan Pak Darmawan, tetiba Julak Budi muncul di penjara.
Mengunjungi Pak Darmawan. Membawakan makanan, dan bercerita bersama. Kehadiran
Julak Budi memberikan suntikan semangat bagi Pak Darmawan.
Kisah-kisah
lainnya masih banyak. Julak Tetet menceritakan beberapa diantaranya. Seorang
guru besar yang sakit, dan ditengok oleh Julak Tetet dan Julak Budi. Guru besar
itu menolak dirawat di rumah sakit. Setelah dibujuk, alhamdulillah bersedia.
Diantar, ditunggui hingga selesai observasi, juga dibayarkan uang muka untuk
perawatan.
Julak Budi
berpunya, dan membantu banyak orang yang membutuhkan. Selalu ceria,
menghadirkan kebahagiaan di manapun berada. Beliau membantu rumah yang merawat
orang sakit jiwa, membantu komunitas penulis, membantu teman yang kehilangan pekerjaan, membantu
siapa pun yang meminta bantuan beliau. MasyaaAllah.
Di keluarga
kita, Kakak pasti ingat bagaimana kebaikan Julak Budi untuk kita semuanya.
Sayang, qadarullah, dua kali lebaran kita tidak berkumpul.
Kakak yang
baik,
Julak Budi
memberikan contoh bagaimana memberikan kontribusi sesuai kapasitas yang
dimiliki. Julak Budi berpunya, maka yang diwakafkan adalah harta. Kita bisa
menirunya, walau belum seberpunya almarhum. Membiasakan infaq, shadaqah. Oh ya,
kakak punya wadah yang bisa dipakai untuk infaq subuh? Atau langsung infaq di
kotak masjid, setiap habis shubuh, adakah? Lima ratus rupian, seribu, yang
penting setiap hati diusahakan infaq shubuh. Mudah-mudahan amalan kecil tapi
rutin itu menjadi jalan ampunan, kasih sayang, dan penjagaan dari Allah
Subhanahu waTa’ala untuk Kakak.
Sehat dan
gembira selalu ya Kakak. Salam Ayah dan Bunda untuk Kakak Mudabbir. Kakak boleh
bagi dua renteng milo untuk kakak mudabbir. Atau kakak boleh request, Bunda
kirim apa untuk Kakak Mudabbir.
Tetaplah
penyayang, rendah hati, dan belajar dengan tekun.
I’udzubikalimatillahi
taammati min syarril wal kholaq.
Semoga
kakak dilindungi dengan kalimat Allah Yang Maha Sempurna dari segala keburukan
yang Ia ciptakan.
Zawakallahu taqwa,
waghafara dzanbaka, wayashshara laka haitsu maa kunta
Semoga Allahmenambah
ketaqwaan, mengampuni dosa, dan
memudahkan urusan Kakak di manapun berada.
Kami semua
sayang Kakak.
Dan semoga
Allah SUbhanahu waTa’ala kumpulkan kita semua di jannahNya yang mulia.
Allahumma aamiin.
Wassalamu’alaikum
warahamtullahi wabarakatuh.
Bunda,
dengan cinta sepenuh, selalu.
Tidak ada komentar: