ALUMNI TOP!
Ahad, 4 September 2106 kemarin, pawai budaya di Jombang.
Sebenarnya, agak malas juga mau nonton. Tapi oleh karena sebab sudah terlanjur berjanji pada anak-anak, ya sudahlah. Apalagi dua keponakan sudah bermalam di rumah sejak Jumat sore.
Keren-keren, sih. Terutama sekolahku, SMKN 1. Ahahaha. Jangan protes. Sekolah kami jadi juara 1 untuk level SMA/SMK.
Nah, itu gambar-gambarnya. Eh, yang paling atas itu, bukan saya yang sedang berdiri di depan maskot. Itu Ibu guru yang punya foto-foto ini. Namanya Bu Indarsih. Guru kalem, sabar, dan lembut.
Balik ke cerita, ya!
Ternyata, menonton pawai itu membosankan. Apalagi tiga keponakan saya mudah rewel.
Pawai mulai jam sembilan pagi. Penonton berjubel sejak pukul tujuh, sepertinya. Sebab saya datang jam delapan pagi, tepi jalan yang teduh sudah full penonton.
Saya menempati posisi depan sekolah. Agak panas, tapi gak ada pilihan.
So, pawai dimulai. Dan, rupa-rupa kerempongan juga dimulai. Sipon (baca: keponakan) mulai minta ini, itu. Merengek ini, itu. Anak-anak saya, sesekali membantu menenangkan, membujuk.
Ditengah-tengah keributan penonton, saya melihat tiga alumni, yang berkeliling menjajakan minuman dingin. Mereka sudah kuliah. Saya memperhatikan, senang melihat semangatnya. Dulu, satu tahun saya membersamai mereka.
Welldone, Boys. Satu usaha kecil, untuk menumbuhkan kebiasaan positif yang lebih besar. Mereka melihat pe;uang, dan tidak malu mengeksekusi peluang itu. Walau mungkin dianggap sepele dan kecil.
Keren! Mereka akan terlatih melihat kesempatan, berusaha keras, dan bersabar berproses.
Suatu waktu kelak, insyaaAllah, saya akan melihat anak-anak tangguh ini, sebagai orang sukses yang bermanfaat dan bermartabat!
I AM PROUD OF YOU, GUYS!
Sebenarnya, agak malas juga mau nonton. Tapi oleh karena sebab sudah terlanjur berjanji pada anak-anak, ya sudahlah. Apalagi dua keponakan sudah bermalam di rumah sejak Jumat sore.
Keren-keren, sih. Terutama sekolahku, SMKN 1. Ahahaha. Jangan protes. Sekolah kami jadi juara 1 untuk level SMA/SMK.
Nah, itu gambar-gambarnya. Eh, yang paling atas itu, bukan saya yang sedang berdiri di depan maskot. Itu Ibu guru yang punya foto-foto ini. Namanya Bu Indarsih. Guru kalem, sabar, dan lembut.
Balik ke cerita, ya!
Ternyata, menonton pawai itu membosankan. Apalagi tiga keponakan saya mudah rewel.
Pawai mulai jam sembilan pagi. Penonton berjubel sejak pukul tujuh, sepertinya. Sebab saya datang jam delapan pagi, tepi jalan yang teduh sudah full penonton.
Saya menempati posisi depan sekolah. Agak panas, tapi gak ada pilihan.
So, pawai dimulai. Dan, rupa-rupa kerempongan juga dimulai. Sipon (baca: keponakan) mulai minta ini, itu. Merengek ini, itu. Anak-anak saya, sesekali membantu menenangkan, membujuk.
Ditengah-tengah keributan penonton, saya melihat tiga alumni, yang berkeliling menjajakan minuman dingin. Mereka sudah kuliah. Saya memperhatikan, senang melihat semangatnya. Dulu, satu tahun saya membersamai mereka.
Welldone, Boys. Satu usaha kecil, untuk menumbuhkan kebiasaan positif yang lebih besar. Mereka melihat pe;uang, dan tidak malu mengeksekusi peluang itu. Walau mungkin dianggap sepele dan kecil.
Keren! Mereka akan terlatih melihat kesempatan, berusaha keras, dan bersabar berproses.
Suatu waktu kelak, insyaaAllah, saya akan melihat anak-anak tangguh ini, sebagai orang sukses yang bermanfaat dan bermartabat!
I AM PROUD OF YOU, GUYS!
Tidak ada komentar: