MISI PENYELAMATAN

Jumat, Januari 01, 2016
Kurikulum 13 membawa efek domino yang cukup dahsyat (lebay.mode on).

Di sekolah saya, penerapan K13 membuat saya kehilangan tiga guru bahasa inggris. Mereka mutasi karena perlu memastikan  kejelasan nasib untuk mendapatkan jam mengajar.
Terutama yang sudah sertifikasi.

Nah, sebelum itu, sudah diurutkan berdasarkan kriteria yang diberikan Dinas Pendidikan. Mulai dari tahun pengangkatan, jenjang pendidikan, dll. Dan saya mendapat urutan ke 7,dari 9 guru. Dua guru dibawah saya mutasi. Begitu juga yang berposisi nomor enam. JAdilah, saya bergeser ke nomor enam.
Alhamdulillah, untuk tahun 2014-2015 saya aman. Masih dapat jadwal mengajar 27 jam.

Yang jadi masalah adalah tahun ajaran mendatang.

Jika dikalkulasi secara normal, sisa jam tinggal 6 jam pelajaran saja. Sementara, ada bu Dewi dan saya yang belum kebagian jam. Oh, oh... Kemana kami mencari jam lagi?

Semula saya cemas dan galau. Lalu seorang sahabat menyarankan saya untuk memantapkan hati  untuk pindah dan mutasi. Cari sekolah lain. Nah, nah, atas petunjuk sahabat tersebut, diarahkanlah saya pada satu sekolah.

Sekolah favorit.

Pertama kali mendengar nama sekolah tersebut, yang terbayang adalah tim debatnya. Canggih. Mantap. Inputnya bagus-bagus.
Melatih mereka pasti lebih seru. Lebih maksimal. Saya tidak perlu 'ngoyo' sebagaimana disini. Kalau pun 'ngoyo', hasilnya juga insyaaAllah jauh lebih baik.

(Hmm.. Ini tidak fair, saya tahu. Melatih  debat bahasa inggris bagi anak-anak biasa menjadi anak-anak luar biasa  tentu lebih menantang. Jika dengan kapasitas tujuh puluh mereka bisa mencapai kapasitas sembilan puluh, bukankah itu bagus? Ada peningkatan yang signifikan, bukan?)

Nah, jadi, ketika disodori opsi tentang mutasi atau MoU (menambah  jam mengajar di sekolah lain dengan tetap menginduk ke sekolah sekarang) oleh waka Kurikulum, saya dengan mantap memilih mutasi.
Saya tahu tidak mudah memasuki sekolah favorit itu. Tapi saya (saat itu) pede sekali bahwa saya bisa menembusnya.

Ternyata, pilihan saya itu jadi pertanyaan beberapa teman.

Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.