JATUH CINTA (LAGI)

Jumat, Januari 01, 2016
"Saya pernah mengalaminya," kisah seorang Ibu dalam sebuah forum diskusi kecil. Beberapa ibu yang lain terperangah. Sang Ibu, adalah seorang isteri dan ibu yang dikenal baik. Suaminya adalah seorang yang memiliki kedudukan lumayan disebuah perusahaan.

Mengalami apa? JATUH CINTA lagi!

Mulailah ia berkisah. Mungkin alurnya tidak tepat begini, tapi mudah-mudahan tidak mengurangi maknanya.

"Dia teman satu kantor. Pintar, cerdas. Kami sering bersama membahas tentang program-program kantor. Juga saat mengadakan kunjungan. Pelan-pelan kami saling memperhatikan satu sama lain. Bahasa komunikasi kami mulai personal. Kami menyadari bahwa kami tertarik satu sama lain," kisahnya.

"Bukannya kami tidak menyadari bahwa ini tidak benar. Sering kami berkomitmen untuk berhenti, tapi ternyata komitmen kami tidak cukup kuat," katanya.

"Pernah mengadakan pertemuan?" tanya seorang Ibu yang lain.

"Karena satu kantor, kebersamaan kami tersamarkan oleh tugas-tugas kantor. Jadi tidak tampak mencolok. Dia mulai sering menyapa di sms. Menanyakan hal-hal kecil. Saya juga menikmatinya. Kami sama-sama sadar ini tidak benar. Sekali waktu kami berkomitmen untuk saling 'menjauh', namun kemudian kami 'kembali' lagi..."

Kami diam, menahan nafas menunggu kelanjutannya.
Kami adalah kumpulan ibu-ibu yang usia pernikahan diatas sepuluh tahun. Dengan keadaan keluarga yang termasuk kategori 'mapan'. Karir suami juga baik.

Teman saya itu melanjutkan.
"Dia melakukan apa-apa yang selama ini tidak dilakukan suami saya. Menyapa di waktu-waktu tertentu, menanyakan hal-hal kecil, memberi kejutan-kejutan kecil. Lama-lama, saya tidak bisa menahan perasaan bersalah dalam hati. Saya membuat pengakuan di depan suami bahwa saya jatuh cinta lagi..."

"Suami saya semula marah.  Itu reaksi yang wajar. Saya ceritakan apa yang saya rasakan. Yang paling sulit adalah ketika saya rindu dia... Saya memeluk suami erat-erat. Berusaha mengenyahkan perasaan itu. Suami saya sangat membantu dan mensupport saya lepas dari jeratan perasaan itu. Dia lakukan apa yang biasa dilakukan laki-laki itu: mengirimi saya sms, memperhatikan... Saya melihat dia berusaha gigih untuk kembali merebut hati saya..."

Jatuh cinta lagi.
Banyak kejutan muncul di usia pernikahan yang tidak muda lagi.

Betapa kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi pada hati kita.

Karena hati ini, bukan milik kita.





Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.