JAUHKAN KAMI

Selasa, September 26, 2017


Memantul-mantul adzan, dari atap dan sela pohon
berkesiur renik kecil, angin menguar gegas, lampu serupa lampion
masih mendorong pintu, menuju anjungan tunai mandiri
sesore tadi telpon menyanyi. kabari seorang yang cemas menanti

antri sambil memandang freezer, berjajar es krim aneka warna
ketan hitam, kacang hijau, coklat, strawberry. aku beli besok saja

Adzan masih melanglang. Usainya, tangkupkan tangan, sempurnakan doa
mesin telah tunai, purna tugasnya

Laki-laki yang masih bersantai. Jejaka yang cenderung abai.
Desir al fatihah sampai dengan lantang
Jarak dekat fisik ke masjid, jarak jauh hati.
Tak lamat kaki menjelang, apalah lagi lintang pukang

Masjid di sebelah, tak menaut sebab terbelah
Menaranya tampak menjulang, tak menyisa sebab kalbu terhalang
Sehalaman ayat membentang, tak menyisa akibat telinga melarang

Adzan ke adzan adalah ketakutan
iqomah ke iqomah adalah bukti lemah

Ini kami. Sesibuk hati pada dunia, seluas itu tipu menyapa
Sujud sekedarnya. Doa seadanya. Bertaubat banyak lupa.

Jauhkan kami. Dari berat langkah mendekat.
Jauhkan kami. Dari al quran yang cuma hiasan.
Jauhkan kami. Dari anak-anak yang imannya diinjak.
Jauhkan kami. Dari tipuan yang di-indahkan.

Jauhkan kami, dari tipu daya yang merintangi dekat.
Biar lekat, dalam berkah dan rahmat



Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.