GELITIK BOLA
Bola, memang
seru. Tapi sayang, saya tak suka. Nabila dan Ayah yang suka. Nonton berdua,
mereka bisa teriak-teriak bergantian.
Tanggal 27 kemarin, mereka berdua menonton bola di kamar.
TVnya lebih besar. Menonton berbagai gaya: bisa sambil terlentang,
tengkurap, menendang-nendang, atau melonjak-lonjak. Semua dilakukan di atas
kasur.
Saya memilih di ruang tengah. Sibuk sendiri.
Sesekali eh..beberapa kali Nabila dan Ayah berteriak kencang. Terdengar kesal.
Terdengar mangkel. Hm..kayaknya mengecewakan nih!
Saya melongok, kemudian ikut nimbrung. Seru juga! Tapi,
bosan, ah! Maka saya keluar lagi.
Kesekian
kali, saya masuk kembali. Ikut tengkurap di sebelah Ayah.
"Berapa skor?" tanya
saya iseng.
"2-0, " jawab mas
Budi pendek.
"Waduh, kalah nih?"
saya mencoba bersimpati. Mas Budi mengempit saya kuat-kuat. Hehehe...Dia cari
pelampiasan kekesalan! Kabuurrrr....
Sibuk begini begitu lagi. Akhir pertandingan, saya masuk
kembali.
"Berapa, Yah?" iseng
saya tanya.
"3-0," jawab Mas
Budi lagi. Pendek, dan gregetan, tampaknya.
"Payah!" katanya
lagi.
Saya mengubah posisi. Dari
tengkurap, menjadi miring. Menghadap Mas Budi dan Nabila.
"Kasihaaannnn... Kalah
dah!" goda saya. Mata saya mengerjap-ngerjap, sambil senyum-senyum.
Jarang-jarang melihat Mas Budi segitu ekspresifnya. Momen langka, loh!
"Tangkap, Bila!" tiba-tiba
Mas Budi menangkap saya. Memegang tangan dan kaki. NAbila mendekat
"Gelitiiiikkkk...!"
kata Mas Budi. Nabila dan Mas Budi tertwa-tawa sambil menggelitik saya.
Hoho...curang! Curang!
Saya sungguh sebal bila digelitik! Asli, sebal! Mending
disuruh makan coklat satu kotak besar dari pada digelitik!
"Eitt...stop! Stop!
hooooiiii!" saya berteriak-teriak jengkel.
"Gak boleh cari
pelampiasan! Mentang-mentang kalah, cari sasaran!" saya mencak-mencak
sambil keluar kamar. Nabila dan Mas Budi semakin tertawa.
Harus waspada! Lain kali, kalau Nabila dan Mas Budi
nonton bola, saya harus hati-hati. Bila jagoan mereka kalah, tidak usahlah
mendekat! BAHAYA!
29 Desember 2010 jam 19:51
Tidak ada komentar: