GELITIK BOLA

Minggu, Juli 07, 2013
Bola, memang seru. Tapi sayang, saya tak suka. Nabila dan Ayah yang suka. Nonton berdua, mereka bisa teriak-teriak bergantian.
            Tanggal 27 kemarin, mereka berdua menonton bola di kamar. TVnya lebih besar. Menonton berbagai gaya:  bisa sambil terlentang, tengkurap, menendang-nendang, atau melonjak-lonjak. Semua dilakukan di atas kasur.
            Saya memilih di ruang tengah. Sibuk sendiri.  Sesekali eh..beberapa kali Nabila dan Ayah berteriak kencang. Terdengar kesal. Terdengar mangkel. Hm..kayaknya mengecewakan nih!
            Saya melongok, kemudian ikut nimbrung. Seru juga! Tapi, bosan, ah! Maka saya keluar lagi.
Kesekian kali, saya masuk kembali. Ikut tengkurap di sebelah Ayah.
 "Berapa skor?" tanya saya iseng.
 "2-0, " jawab mas Budi pendek.
 "Waduh, kalah nih?" saya mencoba bersimpati. Mas Budi mengempit saya kuat-kuat. Hehehe...Dia cari pelampiasan kekesalan! Kabuurrrr....
            Sibuk begini begitu lagi. Akhir pertandingan, saya masuk kembali.
 "Berapa, Yah?" iseng saya tanya.
 "3-0," jawab Mas Budi lagi. Pendek, dan gregetan, tampaknya.
 "Payah!" katanya lagi.
 Saya mengubah posisi. Dari tengkurap, menjadi miring. Menghadap Mas Budi dan Nabila.
 "Kasihaaannnn... Kalah dah!" goda saya. Mata saya mengerjap-ngerjap, sambil senyum-senyum. Jarang-jarang melihat Mas Budi  segitu ekspresifnya. Momen langka, loh!

"Tangkap, Bila!" tiba-tiba Mas Budi menangkap saya. Memegang tangan dan kaki. NAbila mendekat
 "Gelitiiiikkkk...!" kata Mas Budi. Nabila dan Mas Budi tertwa-tawa sambil menggelitik saya. Hoho...curang! Curang!
            Saya sungguh sebal bila digelitik! Asli, sebal! Mending disuruh makan coklat satu kotak besar dari pada digelitik!
 "Eitt...stop! Stop! hooooiiii!" saya berteriak-teriak jengkel.
 "Gak boleh cari pelampiasan! Mentang-mentang kalah, cari sasaran!" saya mencak-mencak sambil keluar kamar. Nabila dan Mas Budi semakin tertawa.
            Harus waspada! Lain kali, kalau Nabila dan  Mas Budi nonton bola, saya harus hati-hati. Bila jagoan mereka kalah, tidak usahlah mendekat! BAHAYA!

29 Desember 2010 jam 19:51


Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.