HAVE EROR

Minggu, Juli 07, 2013
Beberapa bulan lalu saya beli hape baru. Anak-anak bergiliran memainkannya. Nabila suka mendengarkan lagu anak-anak Aulade Gemintang sambil belajar. Wallpaper diganti gambar dirinya atau gambar lain yang dia suka. Beberapa kali saya memergokinya tengah mengambil gambar dirinya dengan berbagai ekspresi. Hm, anak saya mulai ABG. Pintar bergaya dan berpose.
Najma juga suka mendengarkan lagu anak-anak. Ditambah aksinya mengambil gambar siapa saja yang dia mau. Saya lagi tengkurap, ayah lagi memangku Hafidz. Zahra juga jadi korbannya. Disuruh bergaya begini-begitu, dengan kostum macam-macam. Zahra tak kalah heboh. Dia akan meminta saya membuka file message, dan membiarkannya memencet-mencet berbagai huruf yang dia suka. Lain hal lagi, Zahra akan membuka file foto dan mengamati satu persatu. Ada satu foto dirinya yang sangat disukai. Foto close up, dengan mata yang tampak putihnya saja. Dia tertawa terbahak-bahak melihat fotonya yang aneh itu.
"Kayak hantu...hihihi..." komentarnya. Dan, dimintanya 'foto hantu' itu menjadi wallpaper.
"Cari foto yang lain ya, yang cantik.." bujuk saya.
"Jangan diganti, itu bagus..Lucu, hihihi.." jawabnya sambil terkikik-kikik. Hihi, anak kecil memang lucu!
Hafidz beda lagi gayanya. Dia akan memencet-mencet keypad tanpa tujuan. Mengayun-ayun dan melemparnya! Huaaa.... Hape baruku! Dan, hapeku eror. Deringnya tiba-tiba tak terdengar. Beberapa huruf tak bisa dipakai. P,W,F, juga tuts shift. Maka terpaksa hape itu dirawat inap di Surabaya selama satu bulan. Sebulan tanpa hape? OOh...tidak bisaaa!Maka , saya terpaksa membeli hape lain yang lebih murah.

Setelah opname sebulan, saya memakai hape itu lagi. Hape terbaru Ayah yang membawa. Entah kenapa, baru sebulan hape saya eror lagi. Huruf w, p, f dan shift kembali ngadat. Pada saat bersamaan, banyak murid-murid saya yang kirim sms. Menanyakan ini dan itu, mengadukan banyak hal. Setiap membalas sms saya harus memutar otak untuk mencari kata-kata yang tidak mengandung huruf eror tersebut. Saya tidak bisa menggunakan tanda baca secara sempurna. Maka momen membalas hape memakan waktu dan energi... Arrgggghh!
Misalnya, untuk mengatakan 'maaf', saya menulis 'maav'. Kata 'seperti' menjadi 'severti' dan lain-lain. Tentu terasa aneh dan menggelikan. Saya terpaksa bolak-balik menuliskan "maav, have saya eror'. Konyolnya lagi, ada yang membalas begini, “ Tidak ava-ava. Semoga bisa beli have yang baru lagi..." Hahahaha.
Dan, masih berlanjut. Kerusakan itu menular ke semua huruf di deretan paling bawah. Maka kepusingan saya bertambah-tambah. Jika membalas sms, berputar otak hingga keliyengan untuk mencari kata-kata yang tidak mengandung ke -11 huruf itu, plus tanda baca plus angka.

Akhirnya, saudara-saudara, banyak sms tidak saya balas. Jika kebetulan yang mengirim sms menggunakan operator yang sama, saya bisa menelepon. Dan jadilah saya pelanggan pulsa nomor wahid! Tekor!
Maka saya memutuskan akan menserviskan hape itu kembali.
"Terus, Bunda pakai apa ya, Yah?" pancing saya. Kali aja, mau dibelikan yang baru lagi.
"Gak usah pakai hape dulu," Ayah menjawab santai. Dua minggu tanpa hape? Disaat lagi banyak rapat ini itu, koordinasi inu iti? Waduh, bisa diomelin orang banyak! Tidaaakkkk!
“Dua minggu tanpa hape, ya? Hm,boleh juga," kata saya dengan santai. Pura-pura, sebetulnya. Supaya gak kalah sama santainya Ayah. Thu kan, maksud saya? Jaim, gitu lho. Selain jaim, itu jurus baru untuk mengetuk pintu hatinya. Masak iya, Ayah tega membiarkan Bunda tanpa hape? Kalau kangen, gimana?
Ayah tertawa. Lalu bilang," Nih, pake yang ini. Ayah pake yang lama." Ayah menyodorkan hapenya. Lalu sibuk mencari-cari hapenya yang lama nan jadul. Alhamdulillah. Yes, yes.
"Besok hape ini di serviskan aja," kata saya.
"Jangan. Ayah bawa dulu, untuk 'krungu-krunguan' selama mabit," katanya lagi. Malam nanti Ayah memang akan menginap di Al hikmah. Ada acara mabit siswa kelas lima.
Jadilah pagi itu Ayah membawa dua hape. Saya sudah mewanti-wantinya agar tidak menyimpan SIM cardnya di hape rusak itu. Karena akan kesulitan bila harus membalas sms. Ayah cuma manggut-manggut.
Malam hari, ketika anak-anak tidur, saya mengrimkan sms pada Ayah. Tidak ada balasan. Saya dikacangin.
Esok hari, di kelas, saya tengah menunggui anak-anak ulangan bahasa Inggris. Menunggu sambil mengoreksi ulangan kelas sebelumnya. Ternyata membosankan. Saya berjalan-jalan keliling kelas , mengusir kantuk. Kemudian kembali lagi ke kursi guru. Tiba-tiba saya ingin kirim sms pada Ayah. Mulailah saya memencet-mencet keypad hape. Isinya begini:
"Ayah, I miss you.. Thank to ALlah for sending you to me. LOVE YOU SO MUCH.'
Semenit, dua menit. Hampir lima menit. Hape saya bergetar. Tertulis "new message Ayah Bunda". Alhamdulillah, dibalas!
Dengan semangat saya buka. Di situ tertulis:
"AU GA ISO ALAS ...."
Sontak saya tertawa. Ternyata Ayah memakai hape eror itu! Saya tidak bisa menahan diri dari cekikik pelan. Ada beberapa siswa yang memandang saya dengan wajah heran.
Saya mbatin dalam hati :' *aa*, a*ak-a*ak... saya terta*a kare*a ha*e*ya sua*i sa*a eror.." Bhahaha.

10 April 2011 jam 11:09

Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.