KATA ANAK-ANAKKU

Minggu, Juli 07, 2013
Punya anak empat, minimal empat ragam pengalaman. Minimal, itu. Tidak mungkin sehari cuma dapat satu pengalaman dari satu anak, pasti lebih

NABILA, 10 tahun
            Ini kebiasaan Ayah: siapa saja yang  tidur didekatnya, akan 'dikeloni'. Kadang-kadang anak-anak sengaja bergelimpangan di dekatnya sambil bilang,"Aku di peluk..aku dipeluk.."  Lalu tangan  Ayah memeluk salah satu erat-erat, kakinya juga menjepit . Sesudah puas tertawa-tawa, yang dijepit akan  berteriak-teriak "Sudah..sudah...aku kejepit!"  Ganti yang lain, dengan skenario yang sama. Super heboh!
 Aksi kelon-mengeloni ini kadang dijadikan bahan untk menggoda anak-anak. Saat anak-anak asyik berteriak-teriak, berlari atau melompat-lompat, tiba-tiba Ayah mendekati saya yang sedang tidur-tiduran di dekat mereka beraksi.
"Ini Bundakuuu!" sambil berkata begitu, Ayah memeluk saya erat-erat. Biasanya anak-anak akan berlarian, berebut memegang badan saya.
"Bukan, ini Bundakuuuu!!!"  teriak mereka. Yang tidak kebagian badan, akan menarik-narik tangan  saya, berharap kebagian pelukan.
            Sebagai anak pertama, Nabila kebagian waktu 'kelon' paling lama. Menjelang tidur,  waktu kecil dulu, dia dikeloni saya dan Ayahnya. Sekarang, Nabila mulai sering berangkat tidur sendiri. Kalau adik-adiknya masih perlu ditemani, dibacakan cerita, dikipas-kipas atau ditepuk-tepuk.  Nabila hanya perlu ditemani beberapa buah buku .
            Malam itu, Nabila agak 'ogin'. Merengek-rengek minta ditemani.
"Keloni Ayah!" pintanya.
"Ah, gak usah..Biasanya juga gak  dikeloni!" kata Ayah.
"Keloni..," Nabila memaksa.
"Nabila kan sudah besar! Masa' pake dikeloni segala," bujuk Ayah.
"Bunda juga sudah besar, tapi sering dikeloni Ayah!" protesnya. Ayah tercekat, lalu tersenyum . Mau menjawab, kena skak mat. Jalan paling aman, diam saja! Hehehehe.

NAJMA, 6 tahun 
Najma hobi teriak-teriak. Kalau bermain peran, suaranya nyaring membahana. Melengking sekali, membuat telinga 'cumpleng'.
Permainan yang paling disukai adalah permainan yang berlagu. Misalnya, main "slebur-slebur'.
Lagunya begini:
 Slebur, slebur
pak tani dodol bubur (pak tani jual bubur, pent)
kepanasan mundar-mundur (kepanasan mundur-mundur, pent)
kejeblung suuumuuurrr! (kecemplung sumr, pent).
           
Weleh, kasihan banget pak petaninya!
 Tapi yang paling seru, bermain "Kotak Pos". Ini sejenis bermain tebak huruf, misalnya C, menjadi "cecak". A, menjadi 'ayam", dst.
Suatu waktu, Najma  bermain 'Kotak Pos'  bersama Zahra. Mereka berdua di kamar, saya dan Ayah di ruang tengah. Karena menyanyi keras-keras, suaranya terdengar sangat jelas. Sampai rumah tetangga, mungkin.
 Najma dan Zahra menyanyikan syairnya.
" Kotak pos belum diisi
mari kita isi dengan isi-isian
Mbak Ook (kenapa namanya mbak OOk yaa? Mbok yang kerenan dikit, gitu!)  minta huruf apa!"
“Ayo Zahra, giliranmu! Minta huruf apa?” tanya Najma
“Eemmm...apa yaa?..Huruf B!” Zahra menjawab bersemangat.
“Mbak Zahra minta huruf B lama-lama menjadi..,” suara terhenti, hening.
“ Mbak Zahra minta huruf B lama-lama menjadi..,” kembali suara anak dua itu lenyap, senyap.
“Mbak Zahra minta huruf B lama-lama menjaaaadiiiii...”
Sepi lagi, sepertinya kedua anak itu berpikir keras tentang sesuatu berawalan huruf B.  Lalu kasak-kusuk. Bisik-bisik terdengar. Lalu cekikan.
 “Mbak Zahra minta huruf B, lama-lama menjadi BEEHAAAA...hahahahahaha,” keduanya tertawa terbahak-bahak keras sekali.
 Kami berdua berpandangan, lalu meledak tawa bersama-sama... Hahahahaha... Bisa aja!

13 Oktober 2010 jam 13:38


Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.