SMS
Anak-anak
sekarang jago mainkan hape. Termasuk anak-anakku. Kadang mereka lebih tahu
bagaimana mengoperasikan feature di hape ketimbang saya dan ayah.
Bagi
Najma dan Zahra, hape juga bisa jadi ajang curhat, atau memarahi. Keduanya
bersekongkol dengan kompaknya.
Nah, saya akan ceritakan satu
persatu ulah mereka atas hape itu.
Kisah satu:
Saya
biasa menjemput Ayah di alun-alun setiap ba'da maghrib. Bila menginginkan
sesuatu, anak-anak akan menyodorkan daftar kepada saya. Molen isi coklat,
bakpao, lele alun-alun, dan lain-lain. KAdang saya terlebih dahulu mengirimkan
sms kepada Ayah dengan kalimat pembuka," Ayah, anak-anak
minta......."
Satu sore saat menjemput....
" Bunda sms?"tanya Ayah. Saya
bingung.
"Nggak. kenapa?"
Ayah
menyodorkan hapenya. Saya membuka inbox, dan menemukan pesan saya ada disana.
Isinya: "Ayah, anak-anak minta bakpao. Najma isi strawberry, mbak biya isi
coklat, Zahra isi coklat. Jangan lupa yaa..."
Saya
tergelak-gelak. Saya tahu siapa pengirimnya: Najma! Dia meniru gaya saya sepenuhnya...hihi.
Kisah tiga.
Siang hari,
saat berjalan bergegas-gegas, sebuah pesan masuk.
Acil Nurul :
'Apanya yang gak jadi Teh?"
Saya mengerutkan kening.
Apanya?
“Gak jadi apa Cil?” saya balik
tanya.
“Lho, gak tahu...hehehehe.” Begitu
balasan dari Acil Nurul.
Lalu
saya melupakan isi sms itu. Usut punya usut, ternyata Najma mengirimi Muthia,
anak Acil Nurul yang duduk di kelas satu. Isinya kira-kira begini:
'Acil, aku mau ke
BNS' (nama wahana bermain di MAlang).
Lalu keesokan harinya, rencana
ke BNS ternyata dibatalkan. Maka Najma kembali menulis begini: Maaf Cil, gak
jadi....
Sms antar anak kecil, membuat
emak-emaknya miskom dan gak nyambung. Hihihi.
Kisah tiga:
Suatu
malam, Ayah menghadiri pertemuan. Saya dan anak-anak bermain di hall. LAlu
mereka mengajak saya masuk, hendak menonton acara anak-anak.
Hafidh meminta operet. Najma dan Zahra meminta
vcd kartun anak-anak. Karena letak komputer dan televisi berdekatan, saya
menetapkan aturan: yang ditonton operet dulu.
Najma dan Zahra mengomel panjang
pendek.
Zahra :
Strawberry shortcake aja Bunda...
Najma : iyaaa.....
Saya :
gantian dulu yaa..
Mereka
berdua diam, manyun. LAlu mengambil hape saya dan sibuk berdua. Esok hari, Ayah
bercerita.
“Najma semalam sms.
Isinya: "Ayah kapan pulang? kok lama? Aku gak boleh nonton strawberry
shortcake sama Bunda."
“Hihihi. Memang Bunda
minta gantian. Lalu Ayah balas apa?” saya bertanya dengan perasaan geli.
“Aku bilang "Acara Ayah belum
selesai. Ini sudah Ayah belikan permennya,"jawab Ayah.
Saya membatin: sekarang Ayah jago
ngeles!
“Tapi Najma sms lagi: "BUKAN
ITU MASALAHNYA! AKU GAK BOLEH NONTON STRAWBERRY SHORTCAKE!" kata Ayah.
Kami berdua tergelak-gelak bersama.
Saya mbatin lagi: Najma sudah
pintar menyampaikan 'MASALAHNYA'' ..... Good...good..good...
Kisah empat:
Ibu saya,
(Nenek, begitu anak-anak memanggil),suka sekali menonton sinetron tertentu di
kamarnya. Saya titip pesan pada Nenek, bila menonton sinetron, mohon pintu
kamarnya dikunci saja. Supaya anak-anak tidak ikut menonton.
Nenek
punya hape yang hanya dipakai untuk menelepon. Tidak untuk sms, karena sudah
tidak bisa membaca huruf-hurufnya yang kecil-kecil. Maka sms-sms di hape nenek
tidak pernah dibuka, apalagi dibaca. Kecuali bila saya membuka dan membacakan
pesan penting yang ada. Suatu waktu, hape itu dicharge dekat hape saya. Ada
sekitar 16 pesan masuk. Khawatir bila ada yang penting, maka saya membuka
sms-sms itu. Ada satu sms dari nomor saya. Tertulis 'Anak Umi'. Saya berpikir,
kapan ya saya mengirim Beliau sms? Seingat saya tidak pernah. Penasaran, saya
buka dan membaca sms itu.
Tertulis begini:
'Nenek, ayo buka pintunya. Najma dan
Zahra hitung sampai sepuluh ya. Kalau sampai hitungan sepuluh tidak dibuka,
pintunya nanti kita kunci dari luar!'
Ahahahahahaha....... Anakkuuuuuuuuuu!
11 Maret 2011 jam 5:23
Tidak ada komentar: