SMS

Minggu, Juli 07, 2013
Anak-anak sekarang jago mainkan hape. Termasuk anak-anakku. Kadang mereka lebih tahu bagaimana mengoperasikan feature di hape ketimbang saya dan ayah.
 Bagi Najma dan Zahra, hape juga bisa jadi ajang curhat, atau memarahi. Keduanya bersekongkol dengan kompaknya.
Nah, saya akan ceritakan satu persatu ulah mereka atas hape itu.
 Kisah satu:
Saya biasa  menjemput Ayah di alun-alun setiap ba'da maghrib. Bila menginginkan sesuatu, anak-anak akan menyodorkan daftar kepada saya. Molen isi coklat, bakpao, lele alun-alun, dan lain-lain. KAdang saya terlebih dahulu mengirimkan sms kepada Ayah dengan kalimat pembuka," Ayah, anak-anak minta......."
            Satu sore  saat menjemput....
 " Bunda sms?"tanya Ayah. Saya bingung.
"Nggak.  kenapa?"
 Ayah menyodorkan hapenya. Saya membuka inbox, dan menemukan pesan saya ada disana. Isinya: "Ayah, anak-anak minta bakpao. Najma isi strawberry, mbak biya isi coklat, Zahra isi coklat. Jangan lupa yaa..."
Saya tergelak-gelak. Saya tahu siapa pengirimnya: Najma! Dia meniru gaya saya sepenuhnya...hihi.

 Kisah tiga.
Siang hari, saat berjalan bergegas-gegas, sebuah pesan masuk.
 Acil Nurul   : 'Apanya yang gak jadi Teh?"
 Saya mengerutkan kening. Apanya?
“Gak jadi apa Cil?” saya balik tanya.
“Lho, gak tahu...hehehehe.” Begitu balasan dari Acil Nurul.
 Lalu saya melupakan isi sms itu. Usut punya usut, ternyata Najma mengirimi Muthia, anak Acil Nurul yang duduk di kelas satu. Isinya kira-kira begini:
 'Acil, aku mau ke BNS'   (nama wahana bermain di MAlang).
Lalu  keesokan harinya, rencana ke BNS ternyata dibatalkan. Maka Najma kembali menulis begini: Maaf Cil, gak jadi....
 Sms antar anak kecil, membuat emak-emaknya miskom dan gak nyambung. Hihihi.

 Kisah tiga:
 Suatu malam, Ayah menghadiri pertemuan. Saya dan anak-anak bermain di hall. LAlu mereka mengajak saya masuk, hendak menonton acara anak-anak.
            Hafidh meminta operet. Najma dan Zahra  meminta  vcd kartun anak-anak. Karena letak komputer dan televisi berdekatan, saya menetapkan aturan: yang ditonton operet dulu.
Najma dan Zahra mengomel panjang pendek.
 Zahra    : Strawberry shortcake aja Bunda...
Najma   : iyaaa.....
Saya     : gantian dulu yaa..
 Mereka berdua diam, manyun. LAlu mengambil hape saya dan sibuk berdua. Esok hari, Ayah bercerita.
 “Najma semalam  sms. Isinya: "Ayah kapan pulang? kok lama? Aku gak boleh nonton strawberry shortcake sama Bunda."
“Hihihi.   Memang Bunda minta gantian. Lalu Ayah balas apa?” saya bertanya dengan perasaan  geli.
“Aku bilang "Acara Ayah belum selesai. Ini sudah Ayah belikan permennya,"jawab Ayah.
Saya membatin: sekarang Ayah jago ngeles!
“Tapi  Najma sms lagi: "BUKAN ITU MASALAHNYA! AKU GAK BOLEH NONTON STRAWBERRY SHORTCAKE!" kata Ayah.
Kami berdua tergelak-gelak bersama.
 Saya mbatin lagi: Najma sudah pintar menyampaikan 'MASALAHNYA'' ..... Good...good..good...

Kisah empat:
Ibu saya, (Nenek, begitu anak-anak memanggil),suka sekali menonton sinetron tertentu di kamarnya. Saya titip pesan pada Nenek, bila menonton sinetron, mohon pintu kamarnya dikunci saja. Supaya anak-anak tidak ikut menonton.
Nenek  punya hape yang hanya dipakai untuk menelepon. Tidak untuk sms, karena sudah tidak bisa membaca huruf-hurufnya yang kecil-kecil. Maka sms-sms di hape nenek tidak pernah dibuka, apalagi dibaca. Kecuali bila saya membuka dan membacakan pesan penting yang ada. Suatu waktu, hape itu dicharge dekat hape saya. Ada sekitar 16 pesan masuk. Khawatir bila ada yang penting, maka saya membuka sms-sms itu. Ada satu sms dari nomor saya. Tertulis 'Anak Umi'. Saya berpikir, kapan ya saya mengirim Beliau sms? Seingat saya tidak pernah. Penasaran, saya buka dan membaca sms itu.
 Tertulis begini:
'Nenek, ayo buka pintunya. Najma dan Zahra hitung sampai sepuluh ya. Kalau sampai hitungan sepuluh tidak dibuka, pintunya nanti kita kunci dari luar!'
 Ahahahahahaha....... Anakkuuuuuuuuuu!
11 Maret 2011 jam 5:23


Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.