TIDAK, NAK!
suatu
hari, pertama kali hadir
:
berkenalan
dengan mereka, menyapa, bercengkrama
mengambil
keceriaan wajah semua,
memberi
kehangatan yang kubisa
saling
berbagi, dengan cara khas anak negeri:
antara
guru dan murid...
kedua
kali muncul, satu anak tak tampak
konon
ia ada sejak pagi hari, tapi kemana kini?
sekian
menit, muncul tanpa rasa bersalah
senyum-senyum
sangat biasa, seolah tak ada segan dalam dada
ok,
mari bicara:
kemana
saja? di musholla, Bu
sedang
apa? duduk-duduk saja, Bu
dimana
rumah? apa pekerjaan orang tua?
anak
keberapa?
:
nah,
dengarlah
sudah
terbayangkah lelah ayah
berangkat
sebelum kau menyapa embun shubuh
pulang
saat kau memeluk angin malam?
:
dia
diam
berubahlah,
untuk dirimu
berpaculah,
membeli masa tuamu
dia
mengangguk-angguk
temu
ketiga, ia kembali tak ada
kucatat
namanya secara istimewa
temu
keempat, ia disana, disudut meja
kesini,
Nak
kemana
dahulu? Musholla Bu
sedang
apa? duduk-duduk saja
Ok,
baik
dengar:
sekali lagi kau lakukan serupa
keluarlah
sana, tak perlu aku dan engkau bersama
tak
hendak aku belajar dengan siapa saja
yang
bahkan tak peduli dengan dirinya
apalagi
masa depannya
ia
diam, menatapku tak percaya...
Tidak
, Nak
pilihanmu
hanyalah itu
:
sekali
lagi kau mangkir, enyahlah
tak
mau aku berlelah-lelah mendorongmu, jika kau saja
tak
hargai dirimu sendiri
laki-laki,
tak pantas kasihani diri
laki-laki,
harus berlari, menjual keringat dengan sangat
agar
berharga dia...
Tidak,
Nak
aku
tak hendak berhalus-halus
karena
kulihat kau tak punya kesantunan bagus
pilihanmu
hanya itu:
kau
bersungguh-sungguh di kelasku
atau
keluar lewat pintu itu...
*tak
semua bisa dinasehati dengan lembut
sebagian
harus dicambuk, agar bangkit dan berubah...*
momen
Rabu, 27 Juli 2011
27 JULI 2011
Tidak ada komentar: