KETIKA HAFIDZ OPNAME
"Bersiap masuk ICU, Bu!" Suara pelan dokter itu berdentam keras di kepala saya. Hampir pukul sepuluh malam saat itu, 19 Februari ...
IBU IKHLASH, NAK!
Pagi hari, Ahad 23 Desember 2018. Saat itu saya dan mas Budi baru pulang dari pasar. Belanja sejak pukul lima pagi. Ada dua keluarga, sep...
MENJAGA SPIRIT
'Lakukan amanahmu dengan cara yang tidak biasa. Kerahkan seluruh usaha dan hadapi masalah dengan mencari solusi. Jika tidak sanggup, k...
RAMUAN NENEK
“Nenek sudah datang?” Najma berteriak kencang begitu memasuki rumahnya. “Hus! Salam dulu kek!” Nabila melotot. Najma balas melotot, ...
PENOLONG RAHASIA
Suatu pagi, di desa Angkung. “Ada yang menyimpan beras lagi, Ji,” kata Warman kepada Aji, sahabatnya. “Beras? Di mana?” tanya Aji. “Di ...
LEWAT TENGAH MALAM
Dika memperhatikan jalan dengan tegang. Detak jam yang berbunyi di ruang tengah terdengar jelas Nah, itu! Sesuatu, eh, seseorang berjalan...
FIAN: THE DECISION (TERAKHIR)
Kisah Fian, melampaui satu , dua , hingga tiga babak. Inilah endingnya. ** "Fian minta keluar," kesekian kali Mama nmenya...
PURI DAN HUTAN
“Siapa yang akan membantuku?” Puri berbisik. Bisiknya didengar angin. Angin membawanya ke pohon jati di tengah hutan. “Aku akan membantu...
FIAN: BERTEPUK SEBELAH (BAGIAN TIGA)
"Fian tidak mau sekolah, Bu. Saya bingung," Ibunya mengirim saya pesan lewat WA. "Sejauh ini, kami sudah berusaha untuk memb...
FIAN : MISI KHUSUS (BAGIAN KEDUA)
Fian masih menjadi pusat perhatian saya, setelah rentetan kejadian sebelumnya. "Dia tidak nyaman duduk di belakang, Bu. Katanya tida...
FIAN (BAGIAN PERTAMA)
"Saya ingin bertemu Ibu," kata seorang wali murid, suatu malam. "Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin saya komunikaiskan d...
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
