ROMANTIIIS
Hujan. Sepagi tadi kau kirimkan gambar halaman sekolahmu.
Kabut, dan kaki- kaki hujan serupa garis-garis matematika. Disini
sekarang juga hujan.
Pucuk -pohon yang menari. Aroma tanah basah.
Seperti itu suasana pagi berpekan setelah kita menikah.
Turun dari
masjid usai shubuh, tersenyum kau gendong aku.
Kini aku tahu kenapa bisa kau
lakukan itu. Sebab sepi. Sebab tak ada yang lihat.
Jika setelahnya kau
enggan kugandeng, itu karena ada pak RT dibelakang kita.
Kemudian aku
harus susah payah mengejar dan menangkap lenganmu, itu karena pak takmir
di serambi masjid.
Memperhatikan kita. Jadi, hujan ini hanya
melambungkan romantismeku.
Tanpa roman-romanan, cintamu jauh melampaui
kerumunan. Riuh sekali.
SETELAH HUJAN
Apa kubilang. Jangan kejar hujan. Tak cukup langkah menyeret denting-dentingnya.
Biarkan ia lewat begitu saja.
Duduk saja, dekat sini. Aku mau katakan, kau
pangeranku.
Biasanya kau hanya mencibir dan bilang gombal.
Aku ratu
alay dan kau raja cool. Cincay ha!
Sebab jika sama-sama lebay, kita
berdua overdosis kata-kata.
Eh, sudahkah kubilang I love you?
Perlu kutambah 'muah, muah'?
dari hujan bisa jadi postingan ya, keren.
BalasHapussetiap kata menggelitik hati.
BalasHapussaya membacanya senyum-senyum sendiri,