INI MASALAH KEPERCAYAAN

Senin, November 27, 2017


Masih ingat Caca? Yang lucu tiada tara, hingga saya suka menjahilinya?
Disini ceritanya, edisi saya bergembira mendapat korban eh hiburan.

Ahad 26 November 2017, Caca tetiba mengirim saya pesan lewat WA, pagi-pagi sekali. Saat repot-repotnya para emak.

Caca : Nda Umi.
Saya : Uye. Apo.
Caca : Apa Zuma liat PBB?
Saya : Katanyo mau.
Caca : Nda Umi liat tak?
Saya : Mba caca mau?
Caca : Pengen...
saya : So?
Caca : Bingung Nda. Kan pasti disuruh berangkat sendiri. Berangkatnya gak ada barengan...
SAya : Ooow. Sama najma gih
Caca : Lha.. Zuma nda dianter Nda Umi?
Saya : Qiqiqiqi. Dianter ayahnya, bisa jadi. Jam berapa? Mba caca kesini dulu
Caca : 7 ?
Saya : Weleh, pagi bingiiiit.
Caca : Lha jam berapa nu?
Saya : Jam 9 laaaah
Caca : Allahumma_- ndak kesiangan Bun?
Saya : Nggak laaaah. Nggak kesiangan
Caca : Oiya ARJ kan akhir. Zumanya mau naik sepeda kah Bun?
Saya : Nggak. Terlalu jauh. Diantar ayah saja, mba Caca mau bareng?
Caca : Ndak Bun.. Naik sepeda saja.Tapi nanti kalau bareng . Pas Aku naik sepeda diikutin gtu ta Bun?
Saya : Iyaa..gitu aja. Diikuti pas naik sepeda. Atau diantar naik mobil, sepeda mba caca simpan di abata gimana?
Caca : Itu juga boleh Bun. Kalau naik mobil apa ndak merepotkan Bun?
Saya : Ndak laaaaaa. Sek tak bangunkan najma weheheheeh
Caca : Allahumma_-
Saya : ...aamiin...

Begitu. Lalu, bagaimana? Berangkatlah mereka diantar Ayah ke SMPN 3. Berkumpul bersama teman-teman lainnya, mereka menjadi supporter kontingen SMPIT ARJ dalam lomba PBB yang diadakan SMPN 3 Jombang. Ini lomba tahunan. Pesertanya datang dari luar kota. Surabaya, Lamongan, dll.

Beberapa kali saya melihat siswa siswi SMPIT ARJ berlatih PBB. Gaya mereka khas, dengan rok celana, jilbab lebar, dan kaos kaki. Rapat. Saya meraba-raba, pakaian jenis apa yang akan mereka pakai sebagai seragam PBB nanti. Sebab setahu saya, seragam Paskib atau pasukan keamanan sekolah ( PKS ) di sekolah-sekolah lain itu identik dengan celana panjang yang cukup ketat, baju atasan yang dimasukkan, sepatu hansip atau sepatu boot. Dengan komitmen ARJ pada persoalan pakaian, saya yakin tak akan mereka memakai seragam model demikian. Then, kira-kira bagaimana, ya?

Saat menonton latihan, saya bisa meraba bagaimana posisi mereka. Bukan sok tahu. Sekolah saya sendiri, ekskul paskib rajin berlatih. Gerakan-gerakan mereka tangkas dan gesit. Vokalnya kuat, dan mereka kompak luar biasa ketika tampil. Tampak bersemangat dan menyakinkan. Paskib sekolah saya kerap menjuarai berbagai event.
Sementara anak-anak ARJ cenderung lemah lembut, kurang tangkas dan masih belum kompak.
Burukkah? Tidak. Dengan posisi mereka sebagai newbie, pendatang baru, semangatnya sangat bagus. Ikhtiarnya luar biasa. Hanya saja mereka perlu punya pengalaman berlomba yang banyak untuk bisa menakar kekurangan-kekurangan yang perlu penyempurnaan. Ikut lomba, melihat kompetitor yang kemampuannya jauh diatas mereka adalah salah satu wasilan untuk menaikkan semangat berlatih lebih baik lagi.

Saya tidak melihat penampilan saat lomba. Saat pengumuman, saya mengantar Zahra. Zahra dan timnya akan menerima hadiah sebagai juara II lomba Tata Upacara tingkat SD. Kisahnya di bagian ini.
Semula saya hendak langsung pergi begitu Zahra turun. Namun saya tergoda untuk tinggal sejenak. Sebab sudah masuk pengumamn pemenang. Juara I luar kota adalah SMPN 7 Surabaya.
Juara I kota Jombang SMPN 1 Peterongan.
Kostum mereka khas kostum tim paskib pada umumnya.

Bagaimana SMPIT ARJ? Alhamdulillah, masih belum. Kostumnya? Sangat simpel. Jilbab hitam lebar menutup dada, rok celana warna hitam, dan kaos merah. Plus topi merah.
Ini kostum paling sederhana. Bahkan mungkin terlampau sederhana. Jika sekolah menjadikan PBB sebagai salah satu ekskul, tantangannya adalah bagaimana membuat kostum yang elegan, namun tetap syar'i. Pasti ada, dan akan ditemukan stylenya. Saya yakin itu.

Namun, seperti biasa, jiwa-jiwa petarung dalam diri mereka tidak lantas ciut dengan situasi ini. Kesederhanaan kostum mereka tidak membuat mereka tidak pede.
Kok bisa? Tulisan Kepala Sekolah dibawah ini, yang bikin saya baper, mungkin menjadi jawaban. Tulisan ini dibagikan di group WA para wali murid SMPIT ARJ.


Semangat Tak Pernah Padam..
Refleksi Kompetisi PBB


Assalamualaikum wr wb

Sebuah kalimat polos sesaat dari salah satu peserta Putri PBB tadi siang. Sesaat setelah mereka tampil di medan laga..
"Kak, ayo kita ikut lomba lagi!" katanya kepada pelatih kami. Sontak penuh semangat sang pelatih pun menjawab.. "OK, siap!!"
Saya sempat heran, bangga dan kagum juga mendengar dialog tersebut. Sebuah mental berjuang yang tinggi dan semangat pantang menyerah kami dapatkan siang ini.
Karena tim kita mendapat undian nomor belakang.. Sehingga harus melihat tim tim lain yang bisa saja karena penampilan bagusnya.. Dapat menurunkan rasa percaya diri dan dan menghacurkan semangat tim ..
Tapi ternyata itu semua tidak berpengaruh. Semangat dan daya juang anak anak memang tak kenal henti.. Sehingga mereka tetap bisa tampil dengan penuh percaya diri dan semangat tinggi.
Pengumuman pemenang pun tiba.. Dan tahun ini Allah belum memberikan kemenangan itu kepada kami. Tapi dengan hadirnya kita hari ini. Allah memberikan banyak hikmah dan pelajaran akan arti penting sebuah perjuangan.
Kami menyadari sebenarnya persiapan dan latihan anak anak juga sudah maksimal dan penampilanya juga sudah habis habisan.
Namun memang tim dari sekolah lain juga bagus bagus. Kelihatan nya butuh jam terbang yang tinggi..

Dan yang kita dapat hari ini bukanlah kegagalan. Karena kegagalan adalah ketika kita terjatuh kemudian tidak mau bangkit lagi.
Tapi dari semangat dan perjuangan tim hari ini dan belajar dari dialog diatas. Semoga hari ini menjadi lompatan semangat untuk ikut kembali lomba PBB selanjutnya. sehingga bisa membuat Allah memberikan kemenangan untuk tim ini.

Semangat terus anak anaku. Menang dan kalah adalah keniscayaan dalam sebuah perlombaan. Yang membedakan adalah hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil. Semoga bisa membawa karakter disiplin, teamwork, patuh pada komando dan konsentrasi dalam setiap langkah..
Dan Itu semua adalah karakter pemimpin..semoga manancap dalam jiwamu.. sesuai dengan visi sekolah ini.. Kemenangan adalah Bonus dari Allah dan akan diberikan kepada kita diwaktu yang tepat..

Terima kasih atas segala perjuanganmu anak anaku, lelah dan letihmu. Atas kerelaan seluruh walimurid yang mendukung dan mengizinkan tim ini berlatih sampai sekarang dan diwaktu yang akan datang.
Untuk seluruh ustadz-ustdzah, kakak pembina, dan pendamping. Tetap semangat dan jangan meneyerah..

TERIMA KASIH
Kami Bangga pada Semangat Kalian

Wassamualaikum wr wb


Kepala Sekolah
SMPIT ARJ



Dan ini salah satu respon walimurid di group WA juga:

Terima kasih...

Bagi kami.... kalian adalah para juara
Kalian adalah pemenang
Mengalahkan segala penat dan lelah badan
Mengalahkan keterbatasan
Mengalahkan keputus asaan
Kepercayaan diri kalian
Keihlasan yang kalian berikan
Semangat juang yg tak padam
Kalian adalah JUARA
Yg dengan bertambahnya ilmu
Tempaan pengalaman
Dan doa yg tak berkesudahan
Kalianlah esok sang PEMENANG
Ini hanya setapak anak tangga
Dari banyaknya yang akan kalian tapaki
Selamat melanjutkan perjuangan
Semoga Allah senantiasa melindungi dan menridloi setiap langkah perjuangan kalian
Tegakkan kepala, tegapkan langkah
Tetapkan Al Qur'an di dada kalian
Setiakan hati senantiasa pada Allah
Terima kasih anak anakku
Terima kasih Ustad Ustdzah
Terima kasih para pelatih


Saya baper. Asli. Kepala sekolah dan walimurid yang bervisi besar demikian sungguh support terbaik bagi jiwa-jiwa muda. Guru dan pelatih sudah memberikan usaha terbaiknya dalam membimbing. Berpeluh-peluh menangkis lelah dan letih, melawan bosan dan ketakutan tak bisa menang, adalah fase perjuangan yang akan menempa jiwa menjadi tangguh. Mereka belajar langsung bahwa bukan kenyamanan yang membuat kuat. Bukan leha-leha yang menjadi jalan kokoh. Sebagaimana ungkapan seorang pelatih renang pada anak yang diasuhnya: "Bukan masalah tercepat, tapi yang membedakanmu itu hanya terlatih atau tidak terlatih."

Trained or not trained.
Banyak orang kuat, tapi tidak terlatih, hingga mereka kalah, Banyak orang cepat, tapi tidak terlatih, lalu mereka tertinggal.
Proses berlatih adalah proses panjang. Bisa jadi hadiah atas ketekunan mereka berlatih akan muncul sekian waktu lamanya. Tapi itu tidaklah terlalu penting. Yang jauh lebih penting adalah, kebiasaan berlatih itu akan mengasah pribadi menjadi tahan uji, bersabar berproses, dan menghargai kerja keras.

Bagi para guru, pelatih, penghargaan besar kepala sekolah dalam tulisan itu menumbukan kepercayaan, rasa aman, dan keyakinan. Bahwa pimpinan menghargai kerja keras dan mau membersamai dalam suka duka, dalam kalah dan menang. Sebab kalah dan menang bukanlah tujuan utama. Yang utama adalah, proses penempaan siswa-siswi itu, menjadi wasilah menanam amal jariyah. Menyiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Bayangkan jika kepala sekolah tak mau tahu. Mengukur keberhasilan dengan kemenangan dan kekalahan saja. Atau menganggap remeh sebab tak memberi keuntungan sedikitpun bagi jabatan dan posisinya. Visi demikian adalah visi sempit, yang tumbuh dari watak oportunis. Bukan visi pendidik sejati.

Tulsian kepala SMPIT itu, sangat saya hargai. Sebab ini menyentuh masalah kepercayaan. Kepercayaan para walimurid, bahwa anak-anak mereka berada di bawah sosok yang bervisi besar dan berjiwa pendidik. Visi besar pemimpin sekolah, sungguh berpengaruh besar pada visi besar para guru dibwah kepemimpinannya.

Barakallah, SMPIT ARJ. Barakallah para walimurid.
Semoga ALlah kumpulkan di syurgaNya yang agung.


Note:
Seperti biasa, inilah pemandangan mereka dalam menunggu giliran tampil. Touching, really.

Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.