JURNAL PEKAN KEDUA: HABITS of MIND

Sabtu, Maret 16, 2019
JURNAL UMI KULSUM, S.Pd.
BAHASA INGGRIS SMKN 1 JOMBANG
TANGGAL 16 MARET 2019, PERIODE DIKLAT PEKAN 2: 11 sd 15 MARET 2019



Bismillahirrahmanirrahim,
Hal yang paling menarik dari belajar Thinking Skillfully di pekan kedua adalah pada topik Habits of Mind. Diberikan oleh Professor Maria Shalih, yang mengajar kami dengan antusias, enerjik, dan penuh inspirasi. Kehadiran Beliau membuat kelas lebih hidup, kami tertular oleh aura positif Beliau. Aura berubah, belajar dan bergerak ke arah perbaikan dan kebaikan. Agar bisa menjadi guru yang menjadi agen perubahan di Indonesia. Mimpi besar ini, harus dimulai dari langkah kecil: menyerap ilmu Prof. Maria dengan penuh kesungguhan.
Habits of Mind, adalah hasil thinking skill.

Mari kita lihat keterkaitannya, dimulai dari definisi:
1. Thinking Skill: specific an appropiate mental procedures for the kind thinking engaged in by the thinker
2. Habits of Mind : mental behaviours that drive the use of mental procedures
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa habits of mind terjadi ketika seseorang sudah menerapkan thinking skill secara konsisten sehingga ia menjadi sikap mental. Artinya, dalam situasi apa pun, seseorang yang punya habits of mind, akan menerapkan prosedur thinking skill. Sehingga ia menjadi sosok yang terampil memecahkan persoalan hidup dan menghasilkan kehidupan yang berkualitas dan bermartabat.
Menurut Costa (2000), ada 16 habits of mind. Perkins (2012) mendeskripsikannya sebagai thinking routine, berpikir rutin. Keenam belas habits of mind (HoM) ini perlu diketahui dan diusahakan agar menjadi kebiasaan mental kita para guru, dan ditularkan pada peserta didik kelak.

Keenam belas HoM yaitu: persisting, managing impulsivity, gathering data using all senses, questioning, metacognition, striving for accuracy, communicating with clarity, thinking flexibility, creative, finding homor, responding with wonderment, applying past knowledge, risk taking, thinking indepently, listening with empathy dan continous learning
Contoh salah satu pembahasan HoM diatas adalah persisting, yang dapat diartikan bertahan, tetap melakukan. Karakteristik orang yang persisted atau bertahan adalah: tidak mudah menyerah, mampu menganalisa masalah, mencari dan mengembangkan berbagai alternatif strategi untuk mendapatkan solusi, mampu mencari, menerapkan atau mengganti teori dalam memecahkan masalah, dan mampu menerapkan proses pemecahan masalah sepanjang waktu.
Konsep ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Stoltz di tahun 2000 tentang Adversity Quotient, yaitu kecerdasan yang dimiliki seseorang untuk mengatasi kesulitan dan sanggup untuk bertahan hidup. Adversity, dalam bahasa Indonesia disebut ketahanmalangan.

Profesor Maria menyentakkan kesadaran mengenai rendahnya kemampuan peserta didik kami dalam thinking skill, dan lemahnya mereka menerapkan habits of mind dalam pembelajaran, apalagi dalam keseharian hidup. Langkah pembelajaran yang sudah dicontohkan selama kami mengikuti kelas Beliau insyaaAllah akan diterapkan dalam proses pembelajaran. Semoga itu bisa menjadi wasilah menyebarnya ilmu kami, mengundang ampunan, pertolongan dan limpahan rahmat Allah Subhanahu waTa’ala. Dengan cara itulah kami mensyukuri kesempatan belajar ini. Alhamdulillah.

Ibu Guru Umi, menulis agar bahagia.
Berjaya Times Square East, 16 Maret 219, pukul 8.38 waktu MAlaysia.

1 komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.