AINA HAFIDZ?

Jumat, Oktober 06, 2017

Dua hari kemarin, Hafidz tidak masuk.
Pertama sebab kecapekan. Pada hari Selasa, 4 Oktober 2017, ada proyek tema. Bersama teman-teman sekelasnya, Hafdiz mengunjungi tiga tempat. Pertama Monumen Kapal Selam, lalu TVRI, lalu masjid Al Akbar Surabaya.

Sejak malam Hafidz sudah sangat bersemangat. Surat yang berisi daftar perlengkapan ditempel di soft board, dan dia menyiapkan semuanya sendiri. Malam sebelum berangkat, tak lupa membeli snack dan merencanakan bekal makan siangnya.
Shubuh, dia bangun dengan sigap. Ketika saya panggil, matanya terbuka cepat, dia berguling ke samping, lalu mengacungkan dua jempolnya sambil nyengir.
Mandi segera, sarapan, menyiapkan bekalnya.
Saya mengantar ke meeting point dan bertemu asatidzahnya. Titip pesan ini itu, saya meengantar Zahra. Hafidz sudah bergabung riang dengan teman-temannya.

Esok hari, HAfidz tidak mau sekolah. Capek, katanya. Saya tidak memaksa. Biar dia istirahat di rumah.
Esok harinya lagi, kakinya sakit. Terpincang-pincang ia berjalan dengan wajah dramatis. Betisnya tampak sedikit bengkak. Baiklah, dia tinggal di rumah sehari lagi.

Aina, putri Bunda Rahma, juga tidak masuk sekolah. Aina sekelas dengan Hafidz. Bunda Rahma adalah kepala play group ABATA. Aina dan HAfidz seusia, selisih sekian bulan. Sejak bayi mereka bermain bersama di Baby Class ABATA. Sekelas id kelompok bermain hingga taman kanak-kanak. Mereka soulmate. Sangat kompak.
Jika bepergian bersama, mereka duduk berdekatan. Saling membantu dan menghibur.



Suatu waktu, kami berkunjung ke rumah Bunda Ana, salah satu guru taman kanak-kanak. Aina kesulitan mengancingkan sepatunya. Hafidz menunduk, berjongkok, membantu Aina.
Mereka soulmate tak terpisahkan.



Mereka masuk sekolah dasar yang sama, di SDIT Ar Ruhul Jadid. Semula masih tampak kompak, lama-lama tidak lagi. Hafidz sibuk dengan teman-teman laki-lakinya, Aina juga demikian.

Nah, pada hari kedua Hafidz tidak masuk, saya pulang sebentar. Kacamata tertinggal. Hafidz tengah tidur-tiduran di kasur. Saya duduk di ruang tengah, Hafidz ikut duduk depan saya.
Tiba-tiba, Aina mengintip dari jendela, lalu pergi.

"Itu ada Aina," kata saya. Hafidz menoleh ke arah jendela.
"Lho, Aina juga gak masuk?"
"Iya, ada di luar."

Hafidz diam saja. Tidak tampak antusias.
"Ajak belajar sana, di ruang tamu. Bawa bukumu, belajar sama-sama," saya menunjuk ruang tamu. Hafidz menggeleng.
"Biar tetap baca buku. Walau gak masuk, perlu belajar juga," bujuk saya.
Hafidz menggeleng, sembari manyun. Saya heran. Dia tampak enggan sekali.

"Kenapa?" saya penasaran.
"Gak mau!"
"Iya, kenapa?"
Lagi-lagi dia manyun.

"Malu?" saya menebak.
"Iyaaaaa," wajahnya ditutupi tangan. Tumben, biasanya dia cuek.
"Malu sama siapa?"
"Kakak kelas itu loooh..."

Saya tidak mengerti maksudnya. Kakak kelas siapa? Dimana?
"Apa hubungannya sama kakak kelas?" saya masih bingung. Kaki Hafidz naik ke kursi, lututnya ditekuk dan tangan memeluk kakinya.
"Kakak kelas suka ejek-ejek," katanya, dengan raut wajah yang tampak semakin jengkel.
"Ejek bagaimana?'
"Bahasa Arab...," selesai mengatakan itu, Hafidz sembunyikan wajah diantara dua lutut.
"Bahasa Arab apa?" Saya semakin tidak paham.
"Ituuu, mereka bilang 'dimana Hafidz?'" katanya, lalu menunduk lagi.

Dimana Hafidz? Apa yang salah dengan kata-kata itu?
"MAksudnya gimana? Kenapa dengan pertanyaan 'dimana Haifdz?' ?" Saya bingung lagi.
"Aaaaah, ituuu, bahasa Arab," dia ngumpet lagi.

Tik..tok..tik..tok... Emaknya masih lola. HAfidz bergerak-gerak gelisah.
"Bahasa Arab apa, sih?" Masih juga sang Emak gak mudeng.
"Ituuuu... Bahasa Arab dimana Hafidz?" Dia berteriak gemas.

Oooooh... Ahahahaha. Ups. Saya menahan tawa. Dimana Hafidz, bahasa Arabnya 'Aina Hafidz?'
"Kakak Hafidz dijodoh-jodohkan sama Aina?" Saya bertanya santai, menghindari nada menggoda.
"Iyaaaaaa," raut wajahnya kembali suntuk.
"Bilang sama mereka, 'aku memang bersahabat dengan Aina sejak bayi!', " usul saya.
"Gak maaaauuuuu," Hafidz beranjak, dan pergi sambil bersungut-sungut.

Saya terkekeh diam-diam. Hadeuuuh, anak sekarang.

Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.