DISKON

Rabu, Oktober 18, 2017


“Assalamualaikum... Yuuu... Yu Narti!!” Ada suara kencang membahana dari teras. Narti bergegas memakai jilbabnya dan membuka pintu.
“Waalaikumussalam warahmah.” Tuti, tetangga depan rumah, berdiri sambil menjinjing kantong kertas.
“Sedang masak, Yu?” tanyanya, sambil menyodorkan kantong kertas itu. Matanya melirik ke ruang tamu.
“Masuk yuk... Mari duduk,” Narti membuka pintunya lebar-lebar. Tuti duduk di sofa.
“Apa ini?” Narti membuka kantong kertas. Ada dua botol sirup di sana.
“Sirup buat anak-anak. Suamiku dapat bingkisan sirup satu dus, tak bagi sebagian ke tetangga,” kata Tuti. Suami Tuti kerja di pabrik sekitar Ploso.
“Alhamdulillah, matur nuwun. Jazakumullah khoir,” Narti menyimpan kantong itu di atas meja.
“Masak apa, Yu?”
“Ayam panggang, urap-urap. Berbukanya pakai kurma dan teh hangat. Berbuka di sini, ya?” Narti menawarkan.
“Terima ksih, aku janjian sama anak-anak ke restoran. Sekalian cari pakaian untuk lebaran,” jawab Tuti.
“Wah, makan di luar terus?”
“Iya Yu. Mumpung ramadhan. Anak-anak mau ngincipi restoran yang ada di Jombang.:”
“Restoran di Jombang? Semua?”
“Ya nggak lah, Yu. Gak semuanya. Bulan puasa, pengeluaranku membengkak!” Tuti menggeleng.
“Yo jelas, tho! Lha makan di luar terus. Bulan Ramadhan itu, bulan menahan hawa nafsu. Termasuk nafsu makan-makan dan shopping!”
“Nafsu shopping? Waduh, repot Yu. Diskonnya banyaaaak! Eman-eman kalau tidak diambil. Melewatkan diskon? No, no, no!” Tuti menggerak-gerakkan telunjuknya sambil menggelengkan kepalanya lagi. Narti tertawa.
“Sudah beli apa saja?”
“Baju anak-anak, mukenah, sandal, sepatu. Yu Narti beli baju dimana? Ada toko yang koleksinya bagus-bagus, lho! Diskonnya guwede!” Tuti menyebutkan nama butik terkenal di jalan protokol.
“Sudah beli, awal Mei kemarin,” Narti tersenyum.
“Ada diskon?”
“Ada, lima persen, lumayan. Alhamdulillah.”
“Sedikit itu!”
“Gak papa... Yang penting Ramadhan tenang, fokus ibadah. Eman-eman, Allah obral pahala besuwaaaar! “ Narti mengembangkan tanganyya lebar-lebar, seperti anak TK berpuisi.
“Iya, sih. Betul juga,” Tuti manggut-manggut.
“Makanya, jangan berburu diskon toko terus.”
“Hehehe... Mana tahaaaan,” Tuti terkekeh-kekeh.
“Baca Quran yang banyak, shodaqoh yang banyak, beramal sholih yang sering. Siapa tahu ini Ramadhan terakhir kita,” kata Narti.
“Mbok ya, jangan meden-medeni terus,” Tuti cemberut.
“Lha piye? “
“Doakan panjang umur...”
“Aamiin...”
“Doakan bisa bertemu Ramadhan tahun depan...”
“Aamiin... Sudah khatam baca Al Quran?”
“Hehehe...baru dapat dua juz...”
“Semoga dimudahkan mengkhatamkan...” Ganti Narti yang berdoa.
“Aamiin...”
“Bisa dimulai nanti malam, selesaikan satu juz.”
“Nanti malam mau cari kue kalengan. Ada diskon besar di supermarket anu.. Hehehe,” Tuti tertawa kecil, malu-malu.
Narti menepuk jidatnya keras-keras. Oh, diskon!

Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.