PENGAWAS DAN SEKOTAK PISANG REBUS

Kamis, Oktober 12, 2017




Dua pekan ini, sejak tanggal 9 sd 19 Oktober, adalah hari PTS, nama lain Ulangan Tengah Semester. Dapat jadwal mengawas selama tiga kali. Qodarullah, kesempatan mengawas yang pertama batal dengan sukses. Saya tepar, kudu istirahat di rumah.

Hari ini, mengaws periode dua. Jadwal yang tertera mulai pukul 06.30 sd 15.15. Wew. Long-bored-moment. Baiklah. Satu mushaf, satu buku, dan sekotak pisang rebus.
Yang terakhir itu teman bagi lambungku yang manis manja.

Saya dapat ruang 18, kelas XII Akuntansi 2. Konon kata mereka anak-anak pintar. Berarti tidak perlu energi ekstra, sebab mereka sudah punya modal, dan tidak perlu 'kulakan', alias menyontek.
Saya masuk, dan helaan nafas halus terdengar. Hehehe. Itu biasa. telinga saya sudah kebal dengan reaksi macam-macam siswa ketika tahu saya pengawas kelas mereka. Woles wae, aku ra popo.



Kadang kalau mendapati reaksi yang lebay, saya berkata sambil tersenyum manis, hangat, dan mempesona : "I am happy to be here. Are you happy?"
Reaksi mereka? Tertawa sumbang, sebagian ada yang manyun. Wahahaha. Wajah-wajah manyun itu sejenis alarm, maka saya akan memberikan porsi pengawasan lebih ketat pada pemilik wajah manyun itu. Sadis, yes. Hihi.

Jadi, disinilah saya berada. ruang 18, pagi hari. Belum panas, belum sumuk. Kertas jawaban dan soal saya bagi. Lalu keluar sabda pengawas nan sakral:
"No cheating, no asking or giving answer, no discussing. Do it by yourself!"

Anak-anak senyum-senyum. Sebagian besar geleng-geleng. Saya paham isyarat itu: mereka gak paham saya ngomong apa. Malangnya nasibku!
Menit-menit berlalu. Suasana aman terkendali. Tak ada yang kasak kusuk. Tak ada yang sibuk 'belanja jawaban'. Toko sontekan tutup dulu, sebab ada satpol cantik jelita di depan sana.



Setengah jam kemudian, satpolnya lapar. Baiklah, mari buka bekal. Sekotak pisang rebus, isinya tujuh biji. Buka mushaf, mulai juz enam. Satu halaman tuntas, kepala satpol terangkat. Aman, semua khusyuk dengan lembar jawaban masing-masing. Satpolnya juga khusyuk mengaji. Dapat sekian halaman, kekhusyukan berpindah pada aktifitas lain: mengiris, menyuap dan mengunyah pisang dengan gembira. Uhuy. Kalau setiap hari ujian dan harus menjadi pengawas begini, satpol bisa mekar jaya.

Kelar dengan mushaf, berpindah pada buku. Halaman demi halaman dilahap, berbarengan dengan suapan pisang. Isi buku lucu dan cerdas, yang baca senang dan ... pisang tuntas.
Lihat, setelah satu jam, tujuh pisang rebus amblas. Hurray!



Bagaimana siswaku? Jangan khawatir, tiga bidang studi, diselesaikan dalam sembilan puluh menit. Padahal waktu yang dijadwalkan untuk ketiganya adalah tiga jam, alias seratus delapan puluh menit.
Jadi, bagaimana?
Kumpulkan saja. Biarkan mereka pulang cepat, tidur siang, dan bersiap belajar lagi. Mereka harus diberi ruang dan waktu memadai untuk bertempur melawan soal-soal ulangan.
Satpolnya segera keluar ruangan, mengambil map jam mengawas berikutnya, dan mengisi amunisi. Kotak bekal tadi jangan dibiarkan menganggur, kasihan. Dia dibuat agar bermanfaat bagi kolektor snack.

Apa berikutnya? Sepotong cake dan beberapa potong coklat. Nah!
Kepengen incip? Ayo temani saya, jadi satpol ulangan yang baik hati, disiplin, berani dan setia. Nah!

Ditulis di Perpustakaan SMKN 1, 12.02



Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.