MINYAK MELOMPAT (Kisah LDK Bag 1)

Rabu, Oktober 11, 2017


Ahad, 8 Oktober 2017

Najma, kelas 1 SMPIT Ar Ruhul JAdid, akan berkemah di Wonosalam, Jombang. Kemah untuk kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan bagi siswa kelas VII dan VIII.
Kerempongan datang silih berganti. Mulai dari meminjam terpal ke Budenya di Gudo, sampai urusan snack dan resep sambel.
Begini ceritanya:

Babak 1

Najma tiba-tiba bercerita dengan nada sedih dan bete bahwa ketua regunya batal ikut. Sakit.
"Najma sebagai apa?" Tanya Ayah.
"Wakil."
"Biasanya kalau ketua gak hadir, digantikan wakilnya," kata saya. Dia manyun, geleng kepala kuat-kuat.
"Gak mau!"
"Lho, kok gak mau?" Saya menggoda.
"Malas ah, gak enak jadi ketua!"
"Lha persiapannya gimana? Sudah tuntas semuanya? Yang mestinya dibawa ketua regu sudah diamanahkan ke yang lain?"
"Sudah, sudah beres," katanya, dengan lagak cuek.
"Siapa yang bagi-bagi? Siapa yang mengatur semuanya?"
"Aku."

Wahahaha. Gak mau jadi ketua regu, tapi menjalankan tugas sebagai ketua regu.
Lalu, dia sibuk lagi. Menghadapi daftar-daftar, mengatur barang-barang, dan...menodong snack!
"Tidak beli minum-minuman manis, kalau beli susu, susu yang tawar. Atau air putih saja," Ayah memberi batasan. Ayah dan Najma berangkat ke toko bersama Hafidz.

Babak 2

"Bagaimana cara bikin sambel?" Najma bertanya.
Dia sedang tengkurap, di dekat saya.

"Apa aja bahannya?" Najma bertanya lagi.
"Googling sana loh," usul Ayah.
"Gak, ah! Bunda, gimana caranya bikin sambel?"
"Bahannya tomat, cabe merah, lombok kecil, sedikit bawang merah, terasi."
"Lho, emang beda ya, cabe merah sama lombok kecil?"

Heuheu. Beginilah jika malas ke dapur. Najma memang suka kabur-kabur gitu jika saya ajak masak. Tapi kalau dia punya mau, dan merasa mampu, akan beraksi walau sendirian. Misal, ada pisang menganggur. Tiba-tiba saja dia sibuk mengeluarkan tepung roti, terigu, lalu beraksi. Tiba-tiba sudah duduk manis, dan mengunyah-ngunyah pisang goreng buatannya. Dan tiba-tiba, pisang itu habis! Wahaha.

"Gimana cara bikinnya?" Dia masih sibuk dengan kertasnya.
"Ditumis dulu itu bahannya," saya juga sibuk sama buku bacaan. Sama-sama tengkurap, bersebelahan.
"Kasih air?"
"Whoott? Kasih air? Gak pake laaaah."
"Wahahahaha," tiba-tiba dia tertawa. Mengubah posisi tengkurapnya, miring menghadap saya.
"Kelompokku dulu ikut lomba masak. Mau bikin sambel. Wajan kasih minyak, masukkan bahannya, terus dikasih air... Minyaknya lompat-lompat. Cabe dan tomatnya juga lompat-lompat. Wahahaha," dia guling-guling tertawa.

Ish,ish. Malu-maluin.
"Najma ikut lomba masak itu?"
"Nggak, bukan aku, tapi Fulanah (dia sebut nama temannya, saya lupa). Dia kaget, kabur...wahahaha," guling-guling lagi dia.
Ish, ish. Jailnya!

"Kalau mau lomba gitu, musyawarah dulu. Bukan cuma ditunjuk orangnya, tapi dibahas teknisnya. Siapa tahu yang tidak ikut lomba punya pengetahuan lebih dari yang ikut lomba, jadi bisa kasih tahu," saran saya. Dia manggut -manggut saja.

Senin pukul 05.30, dia berangkat. Dengan tas ransel yang menggembung, ditambah satu tas kantong. Terpal, tikar, dll sudah disimpan sejak Ahad kemarin.

Selamat bersenang-senang, Nak.

Note:
Senang membaca tema yang ada di banner itu. "TAQWA TANGGUH, TANGKAS TEGUH". Tema yang bagus, menurut saya. MEnjadikan taqwa sebagai panglima kegiatan apapun, agar tak lepas dari berkah dan rahmatNya. Allahumma aamiin.










Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.