IBU DAN BAPAK

Selasa, Januari 19, 2016
 CATATAN 1 MARET 2010

Scene 1

Seorang bapak akan pergi, beberapa hari. Sang isteri menyiapkan keperluannya. Menjelang berangkat, Bapak berpamitan. Mencium satu per satu anak-anaknya. Mencium isterinya sambil berkata: "Hati-hati di rumah..."

Bapak berangkat. Ibu memandikan anak-anak, menyuapi. Ibu menyapu, mengepel, memberskan kamar. Berbelanja keperluan makan dan memasak. Sepanjang hari dihabiskannya waktu untuk menuntaskan pekerjaan yang tak tuntas-tuntas. Menyapu lagi (karena anak-anak makan onde-onde, isinya berhamburan). Beres-beres lagi (karena anak-anaknya membongkar-bongkar mainan dan berceceran). Begitu setrusnya. Menyapu lagi (karena alasan lain). Beres-beres lagi.. Pekerjaan berputar hingga malam hari.

Dan esok, siklus itu berjalan kembali.

Hingga Bapak datang. Anak-anak riang. Menyambut dengan celoteh dan cerita. Memakan oleh-oleh bersama. Lalu ketika telah bubar, Ibu menyapu. Membereskan plastik, remah-remah. Membongkar tas pakaian Bapak. Meletakkan isinya sesuai keadaan: yang kotor masuk bak cucian. Yang bersih diletakkan di lemari. Menyiapkan handuk dan air hangat untuk mandi Bapak.


Scene 2

Seorang Ibu akan pergi, selama satu hari. Berangkat jam tujuh pagi. Jam tiga dini hari telah bangun. Memasak untuk makan pagi, siang dan malam untuk Bapak dan anak-anak-anak. Membereskan ruangan. Menyapu. Mengepel. Mencuci piring. Menyalakan mesin cuci dan mulai mencuci baju.
Ibu menyiapkan perlengkapannya sendiri.

Menjelang berangkat, Ibu berpamitan. MEnyalami anak-anaknya satu per satu. Mencium tangan Bapak. Pesan-pesan sponsor nan panjang dilantunkan:
"Sayur dan lauk didapur."
"Anak-anak tidur siang jam satu."
"Adek minum susunya jangan lupa."
"Ada jagung rebus di panci, anak-anak suka."
"bla...bla...bla..."

Ibu berangkat. Dan beraktivitas sepanjang hari. Menjelang malam pulang kembali membawa oleh-oleh bagi suami dan anak-anaknya.

Rumah berantakan. Mainan berceceran. Anak-anak menyambut riang. Mereka berkumpul. Bercerita. Oleh-oleh dibuka dan dimakan. Setengah jam kemudian 'pertemuan' bubar.

Ibu membereskan tasnya sendiri. Membereskan mainan. Menyapu lantai. Menanyakan apakah anak-anak telah makan malam. Memasak air untuk mandi. Mengambil handuk dan segera mandi.

Mungkin karena itu, ibu disebut tiga kali, dan ayah satu kali... Karena pekerjaan ibu tiga kali lipat ayah!

(sekedar pemikiran iseng saya saja...)

Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.