SHALAT BERJAMAAH
CATATAN 31 DESEMBER 2009
Selalu saja ada yang membuat kami tersenyum (bahkan tertawa) geli saat shalat berjamaah bersama anak-anak. Seperti saat itu.
Ayah menyiapkan sajadah untuk anak-anak. Najma dan Zahra bersiap memakai mukenanya. Tiba-tiba NAjma mulai shalat sendiri.
"Mbak, tunggu AYah..!" Ayah menegur. Najma tetap meneruskan shalatnya.
"Digelitik niih...," Ayah mendekati. Najma buru-buru membatalkan shalatnya sambil terkikik. Tapi sejurus kemudian dia merengut.
"Aku shalat sendiri ajaa!" katanya .
"Pahalanya sedikit...,"bujuk Ayah.
"Biar!" katanya lagi.
"Kenapa mau shalat sendiri?" tanya Ayah lagi.
"Ayah suka lama waktu tahiyat..," sungutnya.
"Iya deh. Nanti gak lama-lama...," Ayah berjanji.
Akhirnya jadi berjamaah. Saya yang sedang tidak sholat mondar-mandir, membereskan ini-itu. Tidak terdengar suara cekikian.Nabila dan Najma shalat dengan tertib. Gerakan shalat Zahra masih suka-suka. Mengintip ketika sujud, ruku'duluan, menoleh sana sini sambil senyum-senyum. HAfidz mondar-mandir juga. Menarik-narik mukena kakak-kakaknya. Menunggingkan pantatnya di tempat sujud Nabila, Najma atau Zahra.
Tiba-tiba menjelang salam, terdengar isak tangis. Saya mengintip dari kamar. Aneh, tidak ada yang membatalkan shalatnya. Tapi isak tangis itu makin jelas. Ketika selesai, saya mendekat. Ternyata NAjma! Ia menangis dari tahiyat hingga salam pada rakaat keempat.
"Whuaaaaa...,"tangisnya makin keras. Ayah merentangkan tangan. NAjma mendekat, menyusup dalam pelukan Ayah.
"Kenapa, mbak? Dipukul HAfidz?" tebak Ayah. Kadang-kadang, saat shalat, Hafidz suka berjalan melintasi kakak-kakaknya sambil memukulkan tangannya (atau benda yang dipegangnya) ke kepala mereka.
Najma menggeleng. Isak tangisnya keras sekali.
"LAlu kenapa?" Ayah penasaran. Saya ikut duduk di dekat mereka.
"Ayah siihhh... Tahiyyatnya luaaamaaaa... Katanya tadi gak akan lama... whuaaa...whuaa...," kembali Najma menangis kencang.
"Oh, maaf... Ayah lupa! TApi NAjma pintar, tetap ikut sampai selesai.. KAsih hadiah sun!" Ayah mencium NAjma laaaamaa....
Kami saling pandang. Lalu tersenyum diam-diam... Hihihi.. Ada-ada saja!
Selalu saja ada yang membuat kami tersenyum (bahkan tertawa) geli saat shalat berjamaah bersama anak-anak. Seperti saat itu.
Ayah menyiapkan sajadah untuk anak-anak. Najma dan Zahra bersiap memakai mukenanya. Tiba-tiba NAjma mulai shalat sendiri.
"Mbak, tunggu AYah..!" Ayah menegur. Najma tetap meneruskan shalatnya.
"Digelitik niih...," Ayah mendekati. Najma buru-buru membatalkan shalatnya sambil terkikik. Tapi sejurus kemudian dia merengut.
"Aku shalat sendiri ajaa!" katanya .
"Pahalanya sedikit...,"bujuk Ayah.
"Biar!" katanya lagi.
"Kenapa mau shalat sendiri?" tanya Ayah lagi.
"Ayah suka lama waktu tahiyat..," sungutnya.
"Iya deh. Nanti gak lama-lama...," Ayah berjanji.
Akhirnya jadi berjamaah. Saya yang sedang tidak sholat mondar-mandir, membereskan ini-itu. Tidak terdengar suara cekikian.Nabila dan Najma shalat dengan tertib. Gerakan shalat Zahra masih suka-suka. Mengintip ketika sujud, ruku'duluan, menoleh sana sini sambil senyum-senyum. HAfidz mondar-mandir juga. Menarik-narik mukena kakak-kakaknya. Menunggingkan pantatnya di tempat sujud Nabila, Najma atau Zahra.
Tiba-tiba menjelang salam, terdengar isak tangis. Saya mengintip dari kamar. Aneh, tidak ada yang membatalkan shalatnya. Tapi isak tangis itu makin jelas. Ketika selesai, saya mendekat. Ternyata NAjma! Ia menangis dari tahiyat hingga salam pada rakaat keempat.
"Whuaaaaa...,"tangisnya makin keras. Ayah merentangkan tangan. NAjma mendekat, menyusup dalam pelukan Ayah.
"Kenapa, mbak? Dipukul HAfidz?" tebak Ayah. Kadang-kadang, saat shalat, Hafidz suka berjalan melintasi kakak-kakaknya sambil memukulkan tangannya (atau benda yang dipegangnya) ke kepala mereka.
Najma menggeleng. Isak tangisnya keras sekali.
"LAlu kenapa?" Ayah penasaran. Saya ikut duduk di dekat mereka.
"Ayah siihhh... Tahiyyatnya luaaamaaaa... Katanya tadi gak akan lama... whuaaa...whuaa...," kembali Najma menangis kencang.
"Oh, maaf... Ayah lupa! TApi NAjma pintar, tetap ikut sampai selesai.. KAsih hadiah sun!" Ayah mencium NAjma laaaamaa....
Kami saling pandang. Lalu tersenyum diam-diam... Hihihi.. Ada-ada saja!
Tidak ada komentar: