DISELIPIN
Salah satu
klining servis saya lucu sekali. Masih muda, belum dua puluh tahun,
namanya Dewi. Hobinya bertanya ini itu dan komen inu iti. Kadang-kadang
bikin geli, kadang-kadang bikin risih. Dewi pernah bekerja mengasuh anak
balita.
Seperti waktu itu, saya menyandang tas mondar-mandir.
"Berangkat, Bunda
Umi?" tanyanya.
"Iya," jawab saya.
"Kok siang?" tanyanya
lagi. Hehehehe...saya nyengir kuda.
Dia hobi sekali melaporkan apa-apa yang dikerjakannya hari
itu. Atau apa yang terjadi. Atau apa yang dilihatnya. Saya menyuruhnya membaca
buku atau majalah kalau dia sedang senggang. Sepertinya dia jadi suka membaca.
Hampir tiap hari dia membaca majalah-majalah yang saya punya.
Siang tadi, saya makan siang sendirian. Dia
sedang duduk membaca.
"Bunda, mainan
salon-salonan Mbak Najma sudah rusak ya?" kata Dewi. Dua hari lalu
saya belikan Najma mainan yang berisi sisir, rol rambut, cermin dll. Ukuran
mini sekali. Esoknya mainan itu sudah banyak yang bececeran. Lepas satu
persatu.
"Iya, kalau beli mainan
begitu sering cepat rusak," jawab saya.
"Kalau habis main,
masukkan lemari, Bunda. Dikunci saja.."sarannya. Saya tersenyum
"Itu, momongan saya dulu,
diselipin," katanya. Saya agak terkejut. Diselipin kemana?
"Diselipin, Bunda...Kalau
habis main, mainannya dimasukkan lemari, terus dikunci," kata Dewi mantap.
Oh, yang dimaksud DISELIPIN itu adalah DISIPLIN! Oalah
Dewi... Dewii , kau bikin geli!
10 Oktober 2010 jam 13:20
Tidak ada komentar: