DISELIPIN

Minggu, Juli 07, 2013
Salah satu  klining servis saya lucu sekali.  Masih muda, belum dua puluh tahun, namanya Dewi. Hobinya bertanya ini itu dan komen inu iti.  Kadang-kadang bikin geli, kadang-kadang bikin risih. Dewi  pernah bekerja mengasuh anak balita.
            Seperti waktu itu, saya menyandang tas mondar-mandir.
 "Berangkat, Bunda Umi?" tanyanya.
"Iya," jawab saya.
"Kok siang?" tanyanya lagi. Hehehehe...saya nyengir kuda.
            Dia hobi sekali melaporkan apa-apa yang dikerjakannya hari itu. Atau apa yang terjadi. Atau apa yang dilihatnya. Saya menyuruhnya membaca buku atau majalah kalau dia sedang senggang. Sepertinya dia jadi suka membaca. Hampir tiap hari dia membaca majalah-majalah yang saya punya.
            Siang tadi, saya makan siang sendirian.  Dia  sedang duduk membaca.
 "Bunda, mainan  salon-salonan Mbak Najma sudah rusak ya?" kata Dewi. Dua hari lalu saya belikan Najma mainan yang berisi sisir, rol rambut, cermin dll. Ukuran mini sekali. Esoknya mainan itu sudah banyak yang bececeran. Lepas satu persatu.
 "Iya, kalau beli mainan begitu sering cepat rusak," jawab saya.
 "Kalau habis main, masukkan lemari, Bunda. Dikunci saja.."sarannya. Saya tersenyum
 "Itu, momongan saya dulu, diselipin," katanya. Saya agak terkejut. Diselipin kemana?
 "Diselipin, Bunda...Kalau habis main, mainannya dimasukkan lemari, terus dikunci," kata Dewi mantap. Oh, yang dimaksud DISELIPIN itu adalah DISIPLIN!  Oalah   Dewi... Dewii , kau bikin geli!

10 Oktober 2010 jam 13:20




Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.