SHALAHUDDIN AL AYYUBI

Senin, Desember 14, 2015
Catatan 4 Juli 2015

Kemarin menonton sekilas film Penakluk Baitul Maqdis. Saya lupa di channel tv apa.
Ada dialog antara Shalahuddin Al Ayubi dan Amirul Mukminin. Mereka tengah bermain catur (atau sesuatu seperti catur ya?).

Amirul Mukminin : "Kita sama-sama akan mengalami kesulitan untuk menang dalam permainan ini. Tidakkah kau ingin mengalah saja?"

Shalahuddin Al Ayyubi : "Tuanku, jika orang melakukan sesuatu karena ingin menyenangkanmu, maka suatu saat ia akan mampu menipumu (berkhianat)"

Shalahuddin Al Ayyubi memberikan contoh riil tentang hakikat pertemanan, perkongsian, pengabdian, koalisi, atau apa pun namanya.
Pengabdian, pertemanan, persahabatan atau apa pun namanya tidaklah boleh berada di bawah derajat Tuhan dan kebenaran.

Bukan karena ia sahabat kita, maka kita diamkan dan benarkan semua yang dilakukan.
Bukan karena ia adik, kakak kesayangan kita, maka kita iyakan semua keputusannya.
Bukan karena ia pimpinan kita, maka kita ikuti semua keinginannya.

Hubungan kemanusiaan yang menyelamatkan sudah Allah tegaskan dalam surat al Ashr : tawa shoubil haq, tawa shoubil shobri. Saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam keshabaran.

Jika kita temukan teman-teman atau bawahan di sekitar kita selalu sepakat dan setuju hanya karena ingin menyenangkan, waspadalah. Suatu saat, ia akan mampu berkhianat.
 Karena sejatinya, ia sangat terbiasa dan terlatih mengkhianati suara kebenaran dalam nuraninya.

Ditambah berkhianat pada orang lain, apa susahnya?

Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.