TOPI PUPPY

Jumat, Desember 25, 2015


Puppy menunjukkan  topinya dengan bangga.
“Ibu  membelinya di festival musim semi, di hutan seberang,” katanya.  Puppy kelinci yang cantik, semakin cantik saja dengan topi akar berhias bunga-bunga. Akar itu halus dan lembut, tidak menyakiti kepala. Itu topi terindah yang pernah ada!
 “Kau boleh meminjamnya, jika mau,” kata Puppy yang baik budi. Tuppy bersorak dalam hati, girang sekali. Puppy memang sepupu yang baik hati!
Puppy memakaikan topi   indah  itu di kepala Tuppy.
“Lihat, kau semakin cantik!” puji Puppy.
“Cobalah  berkaca  di  kolam!” saran Puppy.   Usul yang bagus! Tuppy melompat bersemangat.
“Boleh kau bawa topi itu hingga esok!” teriak Puppy.
Di kolam, Tuppy melihat bayangannya dengan senang. Puppy benar. Ia semakin cantik dengan topi  itu di kepalanya.  Tuppy menelengkan kepalanya ke kanan dan  ke kiri. Tersenyum lebar, mengedip-ngedipkan mata. Berputar-putar dengan riang hati.
Angin tiba-tiba  bertiup. Tuppy senang angin. Angin membuat bulu-bulunya bergerak halus.  Aih, menari! Menari! Tuppy semakin bersemangat menari. Tiba-tiba….
“Oooh, topikuu!!” teriaknya. Topinya lepas dari kepala dan meluncur keras   ke arah kolam!
Tuppy mengejar. Melompat  ke  kolam sekuat tenaga.  Dapat! Topi itu dipegangnya erat-erat sambil menepi ke pinggir kolam.
Tuppy mengibaskan topi. Satu bunganya hilang.   Jika dikeringkan, Tuppy khawatir topi itu tidak secantik semula. Apa yang akan dikatakannya pada Puppy?
Tuppy pulang segera. Ibu pasti tahu cara membuat topi ini indah seperti semula.
Tuppy tidak melewati jalan utama, melainkan berputar melewati jalan kecil. Sepanjang jalan itu ditumbuhi perdu berduri. Beberapa kali  kulitnya tergores hingga perih.
“Hai, Tuppy. Hendak kemana?” Beri si beruang kecil menyapa di tikungan.
“Pulang, Beri. Mari..,” kata Tuppy.
“Kau bisa pulang bersama Puppy. Dia ada di ujung jalan  sana,” kata Beri lagi.
“Oh..oh..Ya, terima kasih,” Tuppy menjawab gugup.
Tuppy memutuskan  untuk berbelok ke sebuah jalan kecil lain. Kali ini jalan itu penuh kotoran kuda. Hiy, sebenarnya Tuppy jijik. Tapi  tidak ada pilihan lain. Kali ini rasa jijik kalah oleh rasa takut bertemu Puppy!
“Tupppiiiiii!!” Poni si kuda mungil  memanggil.
 “Mau kemana?” tanya Poni lagi.
“Aku mau pulang,” kata Tuppy.
“Ayo, naiklah ke punggungku!” ajak Poni. Tuppy melompat ke  punggung Poni.  Kalau begini, Tuppy tidak perlu khawatir dengan kotoran kuda!
“Kita bertemu Puppy dulu, ya. Aku tadi berjanji  pulang bersama,” kata Poni. Tuppy segera melompat turun dan berlari cepat ke tikungan lain
“Aku lewat sini saja! Terima kasih tumpangannya!” Tuppy berteriak.  Ia meninggalkan Poni yang keheranan.
Kali ini Tuppy melewati jalan kecil yang becek. Tubuh Tuppy kotor oleh lumpur. Tuppy tidak peduli. Tubuh berlumpur, kulit  perih, atau kaki kena kotoran kuda tidak masalah. Yang penting tidak bertemu Puppy.
Akhirnya, sampai juga di rumah!  Tuppy membuka  pintu, dan…
“Ya ampun, Tuppy! Lihat tubuhmu!” Ibu berseru. Tuppy terkejut mendapati  Puppy dan Ibunya duduk manis di ruang tamu.
“Maafkan aku,  topimu  tadi jatuh ke kolam,” kata Tuppy lirih. Ia menyodorkan topinya pada Puppy.
“Wah,  kau seperti aku! Seminggu lalu aku juga menjatuhkan topi ini ke kolam. Untung Ibi bisa membenahi hiasan yang rusak,” kata Puppy ringan.
“Hm, kalian sama saja. Bawa sini topinya, Tuppy. Nanti Bibi perbaiki di rumah!” kata Ibu Puppy sambil tertawa.
Ya ampun jadi, tidak apa-apa? Tuppy memandang tubuhnya yang kotor, kulitnya yang lecet, dan kakinya yang menginjak kotoran kuda!

 Dimuat di KUMPULAN DONGENG PUSTAKA OLA
Lupa lagi tanggalnya... :(



Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.