TOPI PUPPY
Puppy
menunjukkan topinya dengan bangga.
“Ibu membelinya di festival musim semi, di hutan
seberang,” katanya. Puppy kelinci yang
cantik, semakin cantik saja dengan topi akar berhias bunga-bunga. Akar itu
halus dan lembut, tidak menyakiti kepala. Itu topi terindah yang pernah ada!
“Kau boleh meminjamnya, jika mau,” kata Puppy
yang baik budi. Tuppy bersorak dalam hati, girang sekali. Puppy memang sepupu
yang baik hati!
Puppy
memakaikan topi indah itu di kepala Tuppy.
“Lihat,
kau semakin cantik!” puji Puppy.
“Cobalah berkaca
di kolam!” saran Puppy. Usul yang bagus! Tuppy melompat bersemangat.
“Boleh
kau bawa topi itu hingga esok!” teriak Puppy.
Di
kolam, Tuppy melihat bayangannya dengan senang. Puppy benar. Ia semakin cantik
dengan topi itu di kepalanya. Tuppy menelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Tersenyum lebar, mengedip-ngedipkan
mata. Berputar-putar dengan riang hati.
Angin
tiba-tiba bertiup. Tuppy senang angin.
Angin membuat bulu-bulunya bergerak halus. Aih, menari! Menari! Tuppy semakin bersemangat
menari. Tiba-tiba….
“Oooh,
topikuu!!” teriaknya. Topinya lepas dari kepala dan meluncur keras ke arah kolam!
Tuppy
mengejar. Melompat ke kolam sekuat tenaga. Dapat! Topi itu dipegangnya erat-erat sambil
menepi ke pinggir kolam.
Tuppy
mengibaskan topi. Satu bunganya hilang. Jika dikeringkan, Tuppy khawatir topi itu
tidak secantik semula. Apa yang akan dikatakannya pada Puppy?
Tuppy
pulang segera. Ibu pasti tahu cara membuat topi ini indah seperti semula.
Tuppy
tidak melewati jalan utama, melainkan berputar melewati jalan kecil. Sepanjang
jalan itu ditumbuhi perdu berduri. Beberapa kali kulitnya tergores hingga perih.
“Hai,
Tuppy. Hendak kemana?” Beri si beruang kecil menyapa di tikungan.
“Pulang,
Beri. Mari..,” kata Tuppy.
“Kau
bisa pulang bersama Puppy. Dia ada di ujung jalan sana,” kata Beri lagi.
“Oh..oh..Ya,
terima kasih,” Tuppy menjawab gugup.
Tuppy memutuskan untuk berbelok ke sebuah jalan kecil lain.
Kali ini jalan itu penuh kotoran kuda. Hiy, sebenarnya Tuppy jijik. Tapi tidak ada pilihan lain. Kali ini rasa jijik
kalah oleh rasa takut bertemu Puppy!
“Tupppiiiiii!!”
Poni si kuda mungil memanggil.
“Mau kemana?” tanya Poni lagi.
“Aku
mau pulang,” kata Tuppy.
“Ayo,
naiklah ke punggungku!” ajak Poni. Tuppy melompat ke punggung Poni. Kalau begini, Tuppy tidak perlu khawatir
dengan kotoran kuda!
“Kita
bertemu Puppy dulu, ya. Aku tadi berjanji
pulang bersama,” kata Poni. Tuppy segera melompat turun dan berlari
cepat ke tikungan lain
“Aku
lewat sini saja! Terima kasih tumpangannya!” Tuppy berteriak. Ia meninggalkan Poni yang keheranan.
Kali
ini Tuppy melewati jalan kecil yang becek. Tubuh Tuppy kotor oleh lumpur. Tuppy
tidak peduli. Tubuh berlumpur, kulit
perih, atau kaki kena kotoran kuda tidak masalah. Yang penting tidak
bertemu Puppy.
Akhirnya,
sampai juga di rumah! Tuppy membuka pintu, dan…
“Ya
ampun, Tuppy! Lihat tubuhmu!” Ibu berseru. Tuppy terkejut mendapati Puppy dan Ibunya duduk manis di ruang tamu.
“Maafkan
aku, topimu tadi jatuh ke kolam,” kata Tuppy lirih. Ia
menyodorkan topinya pada Puppy.
“Wah, kau seperti aku! Seminggu lalu aku juga
menjatuhkan topi ini ke kolam. Untung Ibi bisa membenahi hiasan yang rusak,”
kata Puppy ringan.
“Hm,
kalian sama saja. Bawa sini topinya, Tuppy. Nanti Bibi perbaiki di rumah!” kata
Ibu Puppy sambil tertawa.
Ya
ampun jadi, tidak apa-apa? Tuppy memandang tubuhnya yang kotor, kulitnya yang
lecet, dan kakinya yang menginjak kotoran kuda!
Dimuat di KUMPULAN DONGENG PUSTAKA OLA
Lupa lagi tanggalnya... :(
Tidak ada komentar: