OPTIMISME

Senin, Desember 14, 2015
Nak, mari bicara optimisme.
          Optimisme itu berbanding lurus dengan kepercayaan. Kepercayaan terhadap apa saja.
Isteri yang optimis dengan rumah tangganya, itu karena ia percaya ada suami, sang pemimpin, yang bisa diandalkan.
       Murid yang optimis di sekolah, itu karena ada guru yang menemani dan memberinya motivasi. Atau barangkali ia punya sahabat yang membersamai dengan nasihat indah dan benar.
       Orang tua yang optimis dengan pendidikan anaknya, itu karena mereka yakin akan kualifikasi sekolah yang dipilihnya. Ia mempercayai sistem dan konsep pendidikan didalamnya.
      Karyawan yang optimis dengan perusahaannnya, itu karena ia yakin para pemegang kebijakan di perusahaannya adalah orang-orang kredibel yang amanah. Keputusan yang diambil akan berefek baik bagi kelangsungan hidup perusahaan yang beraati baik juga untuk kelangsungan hidup mereka.
      Optimisme membutuhkan kepercayaan. Dan kepercayaan membutuhkan bukti.
       Nabimu yang mulia, Anakku, mampu menumbuhkan optimisme dalam diri sahabat-sahabat pendukungnya. Itu karena ia menunjukkan bukti bahwa dirinya sangat layak diandalkan dan dipercaya. Kejujurannya adalah garansi atas kebenaran langkah dan bukti atas integritasnya. Semua yakin bahwa keputusannya ditujukan bagi kemaslahatan umatnya, bukan untuk dirinya sendiri.
Kejujuran Nabimu, mengundang orang-orang jujur dan baik mendekat dan merapat. Maka kumpulan orang-orang baik itu, mampu mengguncang dunia dan tahta raja-raja besar.
      Jadi, Nak, jika kau kelak menjadi pemimpin, camkan ini:
sebelum kau ajak orang-orang yang berada dibawah tanggung jawab dan amanahmu untuk optimis, tengok dalam-dalam dirimu.

Adakah dusta menjadi temanmu dalam keseharian?
Adakah sekelilingmu adalah penjilat?
Adakah orang-orangmu sibuk memperkaya diri?

Jika demikian adanya, tak usah yakin bahwa ajakanmu untuk optimis akan membuahkan hasil.
Karena bukti yang kau berikan, tak satu pun layak dijadikan sandaran.
Ia sudah mati digilas dustamu.

Sesederhana itu saja.

Tidak ada komentar:

Ibu Guru Umi. Diberdayakan oleh Blogger.